Beberapa agama samawi yang kita kenal tak dapat dipungkiri mempunyai sejarah yang panjang dan beberapa kali terlibat dalam pertumpahan darah, baik secara pengembangan agama tersebut maupun jika dikaitkan dengan politik dimana pemerintahan dimana agama tersebut muncul dan berkembang. Perang salib adalah contoh dari sejarah tersebut, atau juga konflik sunni dan syiah di timur tengah.
Di tanah air beberapa insiden antar umat beragama ataupun internal agama juga muncul. Beberapa diskusi liar di kolom komentar media chat dan atau media sosial juga cenderung berkembang dengan masif. Masih untung kita saat ini ada media sosial jadi orang bisa ngomong seenaknya tanpa perlu melihat lawan debatnya. Coba di jaman orba, yakin deh pasti berurusan dengan kantor polisi.
Beberapa orang bilang bahwa perilaku manusia terkadang memang tidak berbanding lurus dengan pengetahuan agama yang dianutnya juga dengan budaya dimana tempat dia lahir atau berdiam diri. Pendapat yang ini banyak aku dengar dari banyak orang sedang belajar tentang agama yang dianut juga beberapa orang yang sedang mempelajari budaya. Pendapat ini juga aku iyakan dalam beberapa hal, aku pernah menemui beberapa orang yang fasih melantunkan dalil dan alat suci kemudian di waktu yang berbeda terlibat korupsi atau bahkan tak memperlakukan keluarga dengan baik, atau juga yang begitu menyanjung, mendewakan, mengaku pecinta dan pelaku budaya namun dalam waktu yang sama terlibat dalam perselingkuhan berkepanjangan dan tak terbantahkan. Untuk orang yang jenis ini aku katakan mereka tak lebih dari para bajingan budaya.
Sampai pada titik ini aku sangat faham ada beberapa orang yang mengambil sikap untuk meninggalkan agama dan budaya dan kemudian menjalin komunikasi dengan orang-orang yang sepemikiran dan menciptakan agama dan budaya baru yang menurut mereka lebih bermoral, ada beberapa forum yang menjadi rujukan komunitas ini misalnya : https://id.wikipedia.org/wiki/Faith_Freedom_International, yang sekarang kayaknya sudah diblok sama pemerintah. Setahunan lebih aku mengikuti diskusi tentang ajaran agama pada forum ini, aku baca dengan jelas bagaimana beberapa orang dengan diam-diam pindah dari agama yang satu ke agama yang lain sampai akhirnya menjadi tidak beragama, meski secara fisik masih melakukan ritual-ritual agama, demi selamat dari segenap tuduhan orang-orang dekat mereka. Dan tahukah kalian ? jumlahnya banyak banget. Hal yang "baik" dari forum ini adalah jelasnya alasan mereka dalam meninggalkan agama, bagaimana mereka melihat agama justru menjadi pemicu kekejaman dan berbagai hal yang menjadi masalah di dunia. Kalo anda masih kuat kepala coba tengok sharing mereka di forum itu, namun yakinkan kepala anda tidak pusing ketika baca ha ha.
Beberapa orang yang pernah aku temui ketika masih di proyek sipil ataupun mechanical juga ada yang meyakini tentang karma, bagaimana setiap hal yang kita lakukan bersifat baik akan kembali ke kita juga dengan hal baik, meski mungkin beda orang atau personal. Misalnya ketika rajin memberi kepada yang sesama maka di lain waktu maka kita akan diberikan sesuatu yang sama bahkan lebih. Kemudian jika kita berbuat jelek, jahat kepada orang lain maka kita juga akan menerima hal jelek dan buruk dari orang lain. Kalaupun tidak menimpa kita yakinlah hal jelek yang kita lakukan kepada orang lain maka akan menimpa keluarga, teman, saudara atau orang yang dekat dengan kita. Sampai pada titik ini aku yakin, bahwa kalau dalam hidup manusia takut akan karma maka damailah dunia ini karena kita akan takut untuk menyakiti orang lain. Damailah hidup ini.
Lalu bagaimana hubungan agama, budaya dan moralitas ?
Ketiganya sangat saling mempengaruhi. Dalam berbagai masa ketiganya adalah hal yang sangat menonjol dalam sejarah, bahkan dalam beberapa hal ketiganya meninggalkan jejak yang masih dapat kita jumpai sekarang ini, agama misalnya masih sampai sekarang ada di masyarakat dengan segala halnya, budaya juga demikian masih kita jumpai sampai sekarang, candi, tari, dan lain-lain. Moralitas masih juga kita jumpai, misalnya bagaimana anak menghormati orang tua dan lain-lain.
0 Comments