Sebagaimana
biasa lebaran tahun ini aku dan keluarga kecilku pulang kampung dengan
menggunakan jasa kereta api. Alkhamdulillah walaupun sampai tidak tidur,
begadang untuk berebut tiket via online akhirnya aku kebagian tiket, meski agak
mahal bagiku. Argo Dwi Pangga adalah keretaku untuk pulang kampung. Aku pulang
pada H-1 lebaran karena istriku libur kerjanya pas hari itu, beda dengan
kebanyakan tempat kerja orang lain yang libur jauh-jauh hari sebelum lebaran
sesuai dengan keputusan pemerintah yang berubah, konon katanya untuk mengurangi
kemacetan di arus baliknya.
Aku
berangkat dari Condet jam 13.30 menuju stasiun Gambir menggunakan Grab dengan
biaya Rp 50.000, sampai di Gambir jam 14.45 kemudian kami masuk ke stasiun
tersebut, kami tanyakan kepada petugas di pintu
chek in bolehkah kami masuk, eh ternyata belum boleh karena kereta
kami berangkat jam 16.30. Untuk mengisi waktu dan karena Hanum (anak kami, 3
tahun) bilang kalua lapar maka kami duduk di kursi gerai KFC, karena aku dan
istriku puasa maka tentu saja yang makan cuma Hanum. Kami pilih KFC karena
produk ini sudah terkenal bersertifikat halal dan air mineral merk aqua yang pastinya
sudah berijin di Badan POM sesuai yang tertera pada
https://www.pom.go.id/new/ atau
https://cekbpom.pom.go.id/ atau bias juga
ditanyakan pada akun resmi social BPOM seperti Instagram
https://www.instagram.com/bpom_ri/,
twitter
https://twitter.com/BPOM_RI,https://www.facebook.com/BadanPengawasObatdanMakananRI/Sebenernya aku makan
juga sih,tetapi karena aku pikir ngapain juga orang tinggal beberapa jam sudah
magrib.
|
tampilan https://cekbpom.pom.go.id/ |
Jam
16.00 kami sudah diperbolehkan untuk chek
in, maka kami naik ke lantai 2 setelah tiket dan tanda pengenal kami dicek
oleh petugas. Di sebelah kiri tangga ada patung unta, Hanum senengnya bukan
main dan seperti biasa dia minta difoto. Berulangkali dia bilang “ayo papa,poto
papa, poto papa”, dan tentu saja aku hanya menuruti anak semata wayangku ini.
Istriku menuju mushola yang terletak di sebelah kanan tangga untuk menjalankan
sholat Ashar. Beberapa waktu kemudian dia datang dan gentian aku yang sholat.
Lumayan juga mushola di stasiun ini, bentuknya miring karena memaksimalkan
ruangan. Setelah selesai sholat kau balik lagi menuju tempat duduk, ternyata
Hanum lagi nangis nyariin aku, aku hampiri dia dan seperti biasa dia selalu
bilang kalau mama nakal. Karena istriku lapar dia keliling mencari roti,
seperti biasa kesukaannya adalah roti merk Rotio, semoga roti ini sudah
terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan karena aku tidak menemukan logo
BPOM pada kemasannya.
Suara
petugas memanggil kami untuk ke lantai 3, maka kami bergegas menuju lantai 3
untuk menunggu kereta datang. Gerbong no 1 adalah tujuan kami, paling depan
eksekutif kursi no 11,12. Tepat pukul 16.30 kereta datang dan kami masuk ke
dalam gerbong, suasana cukup nyaman dengan jarak kursi yang leluasa untuk
tempat kaki dan sandaran yang bias disetel kemiringannya. Hanum suka banget
dikereta, nyanyi naik kereta api tut tut tut, untuk kemudian minta makan, lapar
ya nak ?
|
Suasana di kereta |
Kereta
berangkat dengan kecepatan sedang meninggalkkan Jakarta, lewat di kerawang pas
magrib tiba, adzan magrib bergema di gerbong kereta, dan alkhamdulillah kami
mendapatkan makanan untuk berbuka secara gratis dari pihak kereta. Dan yang
lucu pas adzan magrib Hanum pura-pura wudhu trus sholat di antara kursi kereta,
sholikhah ya nak,,,,. Kami makan denga agak cepat, mungkin karena lapar,
iseng-iseng aku cek kemasan makanan kami dan ternyata lagi-lagi tidak ada logo
BPOM-nya, piye iki jal ? Kami berfikir bagaimana kalo logo BPOM itu dibuat agak
besar saja, sehingga kita bias tenang dalam mengkonsumsi makanan yang kita beli
ketika bepergian seperti ini. Sebenernya pihak BPOM sudah bagus sih menyediakan
website dan aplikasi untuk memeriksa apakah makanan sudah terdaftar di BPOM
atau belum melalui
https://www.pom.go.id/new/
atau
https://cekbpom.pom.go.id/ yang
tersdia juga pada aplikasi untuk platform android, sayang untuk perangkat
dengan system operasi IOS belum ada, semoga kedepannya BPOM menyediakan untuk
platform ini, karena kau menggunakan produl Aple, nyombong dikit ha ha ha.
Karena
perjalanan kami malam maka kami menggunakan waktu unttuk tidur, tak lupa
beberapa kali aku takbir neski pelan, kan ini malam takbiran, takbiran di
kereta api, mantab dan luar biasa. Jam 02.45 kami sampai di stasiun Balapan,
disana sudah ada Joko (adikku, 34 tahun) dan Mufid yang menjemput kami. Maklum
jarak stasiun menuju kampung kami lumayan jauh, berepa kilo ya ? banyak kilo
deh, apalagi malam begini jadinya banyak berkilo-kilo. Begitu kami datang Joko
segera membuka pintu mobil buat mengangkut barang-barang kami, nggak bnayk sih
Cuma 2 tas dan 1 kardus, khas banget pulang kampung ya ? padahalisi dari kardus
itu hanya makanan pemberian dari tempat kerja kami, beberapa ada logo BPOMnya
bebereapa yang lain nggak ada karena produksi
rumahan. Kalo untuk produk rumahan begitu bagaimana ijin dari BPOM ya, kan Cuma
musiman ?
Satu
jam kemudian kami sampai di kampung dan akhamdulillah bapak simbokku sehat semua dan seperti biasa
memelukku dengan erat sambal menangis, anakmu pulang mbok walau nggak banyak
uang mbok, simbokku makin kurus aja simbokku ini. Nggak apa-apalah yang penting
sehat ya mbok, golek sandang pangan kanggo sangu ngibadah, amiin. Bapak juga
sehat meski beberapa tahun ini mempunyai riwayat penyakit diabetes, menurutku
bapak punya penyakit ini karena dulu banyak minum es the manis pas kerja
dipasar. Dulu katanya kalo jam 10 pagi sudah minum es teh manis, kemudian
tambah lagi, tambah lagi sampai sore. Sampai lebaran beberapa tahun yang lalu
beliau masuk rumah sakit karena kadar gulanya yang terlalu tinggi. Aku sadar
juga karena ini adalah kurangtahunya beliau akan batasan komsumsi makanan yang
manis-manis
Pagi
menjelang maka aku dan istrikupun pergi ke masjid untuk sholat subuh berjamaah.
Inilah masjid tempat masa mudaku dulu, udah agak jauh bedanya sekarang,
bentuknya terutama, juga orang-orangnya yang semakin tua tentunya. Semoga Allah
memanjangkan usia orang-orang kampung ini, orang-orang sederhana yang seluruh
hidupnya hanya untuk ibadah, amiin
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, takbir meluruhkan hati dan perasaanku di
masjid ini menjelang sholat Ied, aku selalu menitikkan air mata kalo pas
begini. Apalagi kalua takbirnya Bersama-sama begini. Semoga tahun depan aku
masih diberi umur panjang untuk takbir lagi di masjid ini. Sholatpun selesai
dilanjutkan khutbah yang singkat, biasanya khutbah di kampungku hanya 10 menit.
Dilanjutkan dengan salaman sesama penduduk kampung. Alkahmdulillah
|
Suasana sholat Ied |
Hampir
diseluruh rumah kampung kami makanannya seperti itu, meskipun beberapa
diantaranya adalah makanan kalengan dari beberapa perusahaan besar yang
tentunya sudah punya ijin dari BPOM. Mungkin BPOM perlu membuka cabang di
kabupaten Boyolali biar masyarakat merasa aman dalam konsumsi makanan produksi rumahan seperti makanan lebaran kampung
begini.
Semoga
tahun depan kita semua dapat pulang kampung dengan aman baik dari transportasi,
makanan dan tentunya aman dalam hal keuangan, amiin
#panganamanmudik #cekklikbpom
0 Comments