KOMUNIKASI DATA
Dosen : Intan Mutia, MMSi
TCP/IP dan IP Address
Disusun Oleh:
Nama : Nurohman
NPM : 201343500091 )
PROGRAM STUDI : TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2013
– 2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya
Walaupun demikian, sudah barang tentu makalah ini masih terdapat
kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan penyusun.
Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak kami
harapkan agar dalam pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik
lagi.
Harapan
saya semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacanya.
Wasalamualaikum wr.wb.
Penyusun,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB I : PENDAHULUAN 1
A.
Latar Belakang 1
B.
Tujuan 1
C.
Rumusan masalah 1
BAB II : PEMBAHASAN 2
A.
Pengertian 2
B.
Alamat IP versi 4 5
C.
Alamat IP versi 6 11
D.
Alamat IP lainnya 21
E.
Perbandingan Alamat IPv6 dan IPv4 25
BAB III : KESIMPULAN DAN
SARAN 27
A.
Kesimpulan 27
B.
Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 28
LAMPIRAN-LAMPIRAN 29
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pengembangan Teknologi Informasi kini kian pesat menjadikan
kebutuhan akan Komputer dan perangkat teknologi lainnya yang berkaitan dengan
Teknologi Informasi semakin menjadi kebutuhan tersendiri. Perangkat-perangkat teknologi
yang berkembang saat ini tidak terlepas dari kebutuhan akan IP address, hal ini
pun didukung pula dengan data hasil survey yang dilakukan di tengah masyarakat
yang menunjukkan intensitas penggunaan Teknologi Informasi yang tinggi dari
tahun ke tahun.
Namun pemahaman akan IP address hanya sebatas dipahami oleh
masyarakat yang berkutat di bidang IT saja, bagi masyarakat awam secara luas
pemahaman akan IP address dan penjelasan-penjelasan lainnya yang terkait sangat
sedikit sekali. Oleh karena itu, pembahasan-pembahasan tentang Teknologi
Informasi dan perkembangannya sangat penting dilakukan guna untuk mencerdaskan
masyarkat secara luas.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun masalah yang kini berkembang di masyarakat penggiat IT
secara keseluruhan yang mengenai IP address adalah kuota IP address dunia versi
4 yang sudah semakinenipis, karenanya dibuatlah IP address versi 6 guna untuk
menyokong kebutuhan kuota kebutuhan IP address di dunia.
C.
Tujuan
Pembuatan Makalah ini bertujuan untuk
memasyarakatkan lebih jauh akan peran IP addres dalam perkembangan teknologi
informasi, dan juga untuk mensosialisasikan IP address versi 6 yang kelak akan
dibutuhkan oleh berbagai pihak dan kalangan masyarakat IT.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
TCP/IP (Transmission
Control Protocol/Internet Protocol) jika diterjemahkan adalah Protokol
Kendali Transmisi/Protokol Internet, adalah gabungan dari
protokol TCP (Transmission Control
Protocol) dan IP (Internet Protocol) sebagai sekelompok protokol
yang mengatur komunikasi data dalam proses tukar-menukar data dari satu
komputer ke komputer lain di dalam jaringan internet yang akan memastikan
pengiriman data sampai ke alamat yang dituju.
TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet.
TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet.
Internet Protocol (IP) address adalah alamat numerik yang
ditetapkan untuk sebuah komputer yang berpartisipasi dalam jaringan komputer yang memanfaatkan Internet Protocol untuk komunikasi antara node-nya.
Walaupun alamat IP disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya ditampilkan
agar memudahkan manusia menggunakan notasi, seperti 208.77.188.166 (untuk IPv4), dan 2001: db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6). Peran alamat IP adalah sebagai berikut: "Sebuah nama
menunjukkan apa yang kita mencari. Sebuah alamat menunjukkan di mana ia berada.
Sebuah route menunjukkan bagaimana menuju ke sana."
Perancang awal dari TCP/IP menetapkan sebuah alamat IP sebagai nomor 32-bit, dan sistem ini,
yang kini bernama Internet Protocol Version 4 (IPv4), masih digunakan hari ini. Namun, karena
pertumbuhan yang besar dari Internet dan penipisan yang terjadi pada alamat IP, dikembangkan sistem baru (IPv6), menggunakan 128 bit untuk alamat,
dikembangkan pada tahun 1995 dan terakhir oleh standar RFC 2460 pada tahun 1998.
Internet Protocol juga memiliki tugas routing paket data antara jaringan, alamat IP dan menentukan lokasi dari node sumber
dan node tujuan dalam topologi dari sistem routing. Untuk tujuan ini, beberapa bit pada alamat IP yang digunakan untuk menunjuk sebuah subnetwork. Jumlah bit ini ditunjukkan dalam notasi CIDR, yang ditambahkan ke alamat IP, misalnya, 208.77.188.166/24.
Dengan pengembangan jaringan pribadi / private network, alamat IPv4 menjadi kekurangan, sekelompok alamat IP private dikhususkan oleh RFC 1918. Alamat IP private ini dapat digunakan oleh siapa saja di jaringan pribadi / private network. Mereka sering digunakan dengan Network Address Translation (NAT) untuk menyambung ke Internet umum global.
Internet Assigned Numbers
Authority
(IANA) yang mengelola alokasi alamat IP global.IANA bekerja bekerja sama dengan lima Regional Internet Registry (RIR) mengalokasikan blok alamat IP lokal ke Internet Registries (penyedia
layanan Internet) dan lembaga lainnya.
B.
Alamat IP versi 4
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis
pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang
menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat
mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296
host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan
dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari
alamat IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari
nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah
256x256x256x256=4.294.967.296 host. sehingga bila host yang ada diseluruh dunia
melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
·
Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan
yang dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamat Unicast digunakan dalam
komunikasi point-to-point atau one-to-one.
·
Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP
dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi
one-to-everyone.
·
Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa
node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan
dalam komunikasi one-to-many.
1.
Representasi Alamat
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan
dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke
dalam empat buah oktet berukuran 8-bit.Dalam beberapa buku referensi, format
bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka
nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat
beberapa pengecualian nilai).
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host
dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian,
yakni:
·
Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus
untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Template:BrSemua sistem di dalam sebuah jaringan
fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network
identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah internetwork. Alamat network identifier tidak
boleh bernilai 0 atau 255.
·
Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk
mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan. Nilai host identifier
tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network
identifier di mana ia berada.
Dalam RFC 791, alamat Unicast IP versi 4 dibagi ke
dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya, seperti terlihat pada
tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang
terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit),
tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan
menggunakan representasi desimal.
Kelas Alamat IP
|
Digunakan oleh
|
||
Kelas A
|
1–126
|
0xxx xxxx
|
Alamat unicast untuk jaringan skala
besar
|
Kelas B
|
128–191
|
1xxx xxxx
|
Alamat unicast untuk jaringan skala
menengah hingga skala besar
|
Kelas C
|
192–223
|
110x xxxx
|
Alamat unicast untuk jaringan skala
kecil
|
Kelas D
|
224–239
|
1110 xxxx
|
Alamat multicast (bukan alamat unicast)
|
Kelas E
|
240–255
|
1111 xxxx
|
Direservasikan;umumnya digunakan sebagai
alamat percobaan (eksperimen); (bukan alamat unicast)
|
Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor
urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0
(nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network
identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host
identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan
16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan,
karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.
Alamat-alamat
unicast kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar.
Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke
bilangan biner10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua
oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya
(dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat
memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.
Alamat
IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di
dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21
bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network
identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host
identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan
254 host untuk setiap network-nya.
Alamat
IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga
berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D
selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan
sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.Untuk lebih jelas
mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.
·
Kelas E
Alamat
IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental"
atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit
pertama selalu diset kepada bilangan biner1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat
yang dapat digunakan untuk mengenali host.
Kelas Alamat
|
Nilai oktet pertama
|
Bagian untuk Network Identifier
|
Bagian untuk Host Identifier
|
Jumlah jaringan maksimum
|
Jumlah host dalam satu jaringan maksimum
|
Kelas A
|
1–126
|
W
|
X.Y.Z
|
126
|
16,777,214
|
Kelas B
|
128–191
|
W.X
|
Y.Z
|
16,384
|
65,534
|
Kelas C
|
192–223
|
W.X.Y
|
Z
|
2,097,152
|
254
|
Kelas D
|
224-239
|
Multicast IP Address
|
Multicast IP Address
|
Multicast IP Address
|
Multicast IP Address
|
Kelas E
|
240-255
|
Dicadangkan; eksperimen
|
Dicadangkan; eksperimen
|
Dicadangkan; eksperimen
|
Dicadangkan; eksperimen
|
Catatan:
Penggunaan kelas alamat IP sekarang tidak relevan lagi, mengingat sekarang
alamat IP sudah tidak menggunakan kelas alamat lagi. Pengemban otoritas
Internet telah melihat dengan jelas bahwa alamat yang dibagi ke dalam
kelas-kelas seperti di atas sudah tidak mencukupi kebutuhan yang ada saat ini,
di saat penggunaan Internet yang semakin meluas.Alamat IPv6 yang baru sekarang
tidak menggunakan kelas-kelas seperti alamat IPv4.Alamat yang dibuat tanpa
mempedulikan kelas disebut juga dengan classless address.
3.
Alamat Multicast IP versi 4
Alamat IP Multicast (multicast IP
address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada
banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast
IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicastakan
diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host
yang sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu
lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini,
alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data
dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat
multicast didefinisikan dalam RFC 1112.
Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D,
yakni 224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255.
Prefiks alamat 224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak
dapat digunakan karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast
dalam subnet lokal.
Alamat broadcast IP versi 4
digunakan untuk menyampaikan paket-paket data "satu-untuk-semua".
Jika sebuah host pengirim yang hendak mengirimkan paket data dengan
tujuan alamat broadcast, maka semua node yang terdapat di dalam
segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut dan memprosesnya. Berbeda
dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast, alamat IP
broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak
dapat digunakan sebagai alamat sumber.
Ada empat buah jenis alamat IP broadcast,
yakni network broadcast, subnet broadcast, all-subnets-directed
broadcast, dan Limited Broadcast. Untuk setiap jenis alamat broadcasttersebut,
paket IP broadcast akan dialamatkan kepada lapisan antarmuka jaringan dengan menggunakan alamat broadcast
yang dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang digunakan. Sebagai contoh,
untuk jaringan Ethernet dan Token Ring, semua paket broadcast IP akan
dikirimkan ke alamat broadcastEthernet dan Token Ring, yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.
Alamat network broadcast IPv4
adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bithost menjadi 1
dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas (classful). Contohnya adalah,
dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255.
Alamat network broadcast digunakan untuk mengirimkan sebuah paket untuk
semua host yang terdapat di dalam sebuah jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang
ditujukan dengan alamat network broadcast.
·
Subnet broadcast
Alamat subnet broadcast adalah
alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam
sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas (classless). Sebagai contoh,
dalam NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya adalah 131.107.26.255.
Alamat subnet broadcast digunakan untuk mengirimkan paket ke semua host
dalam sebuah jaringan yang telah dibagi dengan carasubnetting, atau supernetting.
Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat subnet
broadcast.
Alamat subnet broadcast tidak
terdapat di dalam sebuah jaringan yang menggunakan kelas alamat IP, sementara
itu, alamat network broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan
yang tidak menggunakan kelas alamat IP.
Alamat IP ini adalah alamat broadcast yang
dibentuk dengan mengeset semua bit-bit network identifier yang asli yang
berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah jaringan dengan alamat tak berkelas
(classless). Sebuah paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini akan
disampaikan ke semua host dalam semua subnet yang dibentuk dari network
identifer yang berbasis kelas yang asli. Contoh untuk alamat ini adalah
untuk sebuah network identifier131.107.26.0/24, alamat all-subnets-directed
broadcast untuknya adalah 131.107.255.255. Dengan kata lain, alamat
ini adalah alamat jaringan broadcast dari network identifier
alamat berbasis kelas yang asli. Dalam contoh di atas, alamat 131.107.26.0/24
yang merupakan alamat kelas B, yang secara default memiliki network
identifer16, maka alamatnya adalah 131.107.255.255.
Semua host dari sebuah jaringan dengan
alamat tidak berkelas akan menengarkan dan memproses paket-paket yang
dialamatkan ke alamat ini. RFC 922 mengharuskan router IP untuk meneruskan
paket yang di-broadcast ke alamat ini ke semua subnet dalam jaringan
berkelas yang asli.Meskipun demikian, hal ini belum banyak diimplementasikan.
Dengan banyaknya alamat network
identifier yang tidak berkelas, maka alamat ini pun tidak relevan lagi
dengan perkembangan jaringan. Menurut RFC 1812, penggunaan alamat jenis ini telah
ditinggalkan.
Alamat ini adalah alamat yang dibentuk
dengan mengeset semua 32 bit alamat IP versi 4 menjadi 1 (11111111111111111111111111111111
atau 255.255.255.255). Alamat ini digunakan ketika sebuah node IP harus
melakukan penyampaian data secara one-to-everyone di dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia belum mengetahui network
identifier-nya. Contoh penggunaanya adalah ketika proses konfigurasi alamat
secara otomatis dengan menggunakan Boot Protocol (BOOTP) atau Dynamic Host Configuration
Protocol (DHCP). Sebagai contoh, dengan DHCP, sebuah klien
DHCP
harus menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas yang dikirimkan hingga server
DHCP
memberikan sewaan alamat IP kepadanya.
Semua host, yang berbasis kelas
atau tanpa kelas akan mendengarkan dan memproses paket jaringan yang
dialamatkan ke alamat ini. Meskipun kelihatannya dengan menggunakan alamat ini,
paket jaringan akan dikirimkan ke semua node di
dalam semua jaringan, ternyata hal ini hanya terjadi di dalam jaringan lokal
saja, dan tidak akan pernah diteruskan oleh router IP, mengingat paket
data dibatasi saja hanya dalam segmen jaringan lokal saja. Karenanya, alamat
ini disebut sebagai limited broadcast.
C.
Alamat IP versi 6
Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit
(jumlah total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), IPv6
memiliki panjang 128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar,
pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi,
sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja.
IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga
2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang sangat besar
ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga
beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun
secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel
routing.
Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya
DHCP Server sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic
address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat
dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address
configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server
dinamakan dengan stateless address configuration.
Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada
tingkat tinggi (high-order bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada
tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga
terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan
sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format
Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format
Prefix.
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok
berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal
berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan
dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6
juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4
yang menggunakan dotted-decimal format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk
bilangan biner:
00100001110110100000000011010011000000000000000000101111001110110000001010101010000000001111111111111110001010001001110001011010
Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal
format, angka-angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok
berukuran 16-bit:
0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000
0010111100111011 0000001010101010 0000000011111111 1111111000101000
1001110001011010
Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus
dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal
tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya
adalah sebagai berikut:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan
membuang angka 0 pada awal setiap blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan
menyisakan satu digit terakhir. Dengan membuang angka 0, alamat di atas
disederhanakan menjadi:
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A
Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan
penyederhanaan alamat lebih jauh lagi, yakni dengan membuang banyak karakter 0,
pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya. Jika sebuah alamat IPv6 yang
direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format mengandung beberapa
blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat disederhanakan dengan
menggunakan tanda dua buah titik dua (::). Untuk menghindari kebingungan,
penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini sebaiknya hanya digunakan sekali
saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat
menentukan berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh setiap tanda dua
titik dua (::) yang terdapat dalam alamat tersebut. Tabel berikut
mengilustrasikan cara penggunaan hal ini.
Alamat asli
|
Alamat asli yang disederhanakan
|
Alamat setelah dikompres
|
FE80:0000:0000:0000:02AA:00FF:FE9A:4CA2
|
FE80:0:0:0:2AA:FF:FE9A:4CA2
|
FE80::2AA:FF:FE9A:4CA2
|
FF02:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0002
|
FF02:0:0:0:0:0:0:2
|
FF02::2
|
Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang
dibuang (dan digantikan dengan tanda dua titik dua) dalam sebuah alamat IPv6,
dapat dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok yang tersedia dalam alamat
tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan angka tersebut
dikalikan dengan 16. Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya mengandung dua blok
alamat (blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah bit yang dibuang
adalah (8-2) x 16 = 96 buah bit.
Dalam IPv4, sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal
format dapat direpresentasikan dengan menggunakan angka prefiks yang merujuk
kepada subnet mask. IPv6 juga memiliki angka prefiks, tapi tidak
didugnakan untuk merujuk kepada subnet mask, karena memang IPv6 tidak mendukung
subnet mask.
Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana
bit-bit memiliki nilai-nilai yang tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian
dari sebuah rute atau subnet identifier. Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan dengan cara yang
sama seperti halnya prefiks alamat IPv4, yaitu ( [alamat] / [angka panjang
prefiks] ). Panjang prefiks mementukan jumlah bit terbesar paling kiri yang
membuat prefiks subnet. Sebagai contoh, prefiks sebuah alamat IPv6 dapat
direpresentasikan sebagai berikut:
3FFE:2900:D005:F28B::/64
Pada
contoh di atas, 64 bit pertama dari alamat tersebut dianggap sebagai prefiks
alamat.
4. Jenis-jenis
Alamat IPv6
IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni
sebagai berikut:
- Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.
- Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-many.
- Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.
Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast
dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat berikut:
- Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.
- Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.
- Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet IPv6.
Sementara itu,
cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.
Alamat unicast IPv6 dapat diimplementasikan dalam
berbagai jenis alamat, yakni:
·
Alamat
unicast global
·
Alamat
unicast site-local
·
Alamat
unicast link-local
·
Alamat
unicast yang belum ditentukan (unicast unspecified address)
·
Alamat
unicast loopback
·
Alamat
Unicast 6to4
·
Alamat
Unicast ISATAP
Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik
dalam alamat IPv4.Dikenal juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address.
Seperti halnya alamat publik IPv4 yang dapat secara global dirujuk oleh host-host
di Internet
dengan menggunakan proses routing,
alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast
global terbagi menjadi topologi tiga level (Public, Site, dan Node).
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
001
|
3 bit
|
Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat, bahwa alamat ini adalah sebuah
alamat IPv6 Unicast Global.
|
Top Level Aggregation Identifier (TLA ID)
|
13 bit
|
Berfungsi sebagai level tertinggi dalam hierarki routing. TLA ID diatur
oleh Internet
Assigned Name Authority (IANA), yang mengalokasikannya ke dalam daftar Internet registry, yang kemudian mengolasikan sebuah TLA ID ke sebuah
ISP global.
|
Res
|
8 bit
|
Direservasikan untuk penggunaan pada masa yang akan datang (mungkin untuk
memperluas TLA ID atau NLA ID).
|
Next Level Aggregation Identifier (NLA ID)
|
24 bit
|
Berfungsi sebagai tanda pengenal milik situs (site) kustomer
tertentu.
|
Site Level Aggregation Identifier (SLA ID)
|
16 bit
|
Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah situs
individu. SLA ID ditetapkan di dalam sebuah site. ISP tidak dapat
mengubah bagian alamat ini.
|
Interface ID
|
64 bit
|
Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik
(yang ditentukan oleh SLA ID).
|
Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat
privat dalam IPv4. Ruang lingkup dari sebuah alamat terdapat pada internetwork
dalam sebuah site milik sebuah organisasi. Penggunaan alamat unicast global dan
unicast site-local dalam sebuah jaringan adalah mungkin. Prefiks yang digunakan
oleh alamat ini adalah FEC0::/48.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
111111101100000000000000000000000000000000000000
|
48 bit
|
Nilai ketetapan alamat unicast site-local
|
Subnet Identifier
|
16 bit
|
Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah struktur
subnet datar. Administrator juga dapat membagi bit-bit yang yang memiliki
nilai tinggi (high-order bit) untuk membuat sebuah infrastruktur routing
hierarkis.
|
Interface Identifier
|
64 bit
|
Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik.
|
8. Unicast
link-local address
Alamat unicast link-local adalah alamat yang digunakan
oleh host-host dalam subnet yang sama. Alamat ini mirip dengan
konfigurasi APIPA (Automatic Private Internet Protocol Addressing) dalam sistem operasiMicrosoft Windows XP ke atas.host-host yang berada di dalam subnet
yang sama akan menggunakan alamat-alamat ini secara otomatis agar dapat
berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi resolusi alamat, yang disebut
dengan Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang digunakan oleh jenis
alamat ini adalah FE80::/64.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
1111111010000000000000000000000000000000000000000000000000000000
|
64 bit
|
Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat unicast link-local.
|
Interface ID
|
64 bit
|
Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik.
|
Alamat Unicast yang belum ditentukan adalah alamat
yang belum ditentukan oleh seorang administrator atau tidak menemukan sebuah
DHCP Server untuk meminta alamat. Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum
ditentukan, yakni 0.0.0.0. Nilai alamat ini dalam IPv6 adalah
0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi dua titik dua (::).
Alamat unicast loopback adalah sebuah alamat yang
digunakan untuk mekanisme interprocess communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam IPv4, alamat
yang ditetapkan
11. Unicast
6 to 4 Address
Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh
dua host IPv4 dan IPv6 dalam Internet
IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai
pengganti alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16,
dengan tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks
dengan panjang 48-bit, dengan format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX
dan YYZZ adalah representasi dalam notasi colon-decimal format dari
notasi dotted-decimal format w.x.y.z dari alamat publik IPv4. Sebagai
contoh alamat 157.60.91.123 diterjemahkan menjadi 2002:9D3C:5B7B::/48.
Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam
format IPv6 Unicast global address, 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.
Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang
digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam sebuah Intranet
IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini menggabungkan prefiks alamat unicast
link-local, alamat unicast site-local atau alamat unicast global
(yang dapat berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit dengan 32-bit
ISATAP Identifier (0000:5EFE), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang
dimiliki oleh interface atau sebuah host. Prefiks yang digunakan
dalam alamat ini dinamakan dengan subnet prefix.Meski alamat 6to4 hanya
dapat menangani alamat IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat menangani alamat
pribadi IPv4 dan alamat publik IPv4.
Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-paket yang ditujukan ke sebuah
alamat multicast akan disampaikan terhadap semua interface yang dikenali oleh
alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat multicast IPv6
adalah FF00::/8.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
1111 1111
|
8 bit
|
Tanda pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast.
|
Flags
|
4 bit
|
Berfungsi sebagai tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat
transient atau bukan. Jika nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat
transient, dan alamat ini merujuk kepada alamat multicast yang ditetapkan
secara permanen. Jika nilainya 1, maka alamat ini adalah alamat transient.
|
Scope
|
4 bit
|
Berfungsi untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast,
seperti halnya interface-local, link-local, site-local, organization-local
atau global.
|
Group ID
|
112 bit
|
Berfungsi sebagai tanda pengenal group multicast
|
Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast
dalam IPv4, tapi diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan
dengan IPv4. Umumnya, alamat anycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) yang memiliki banyak klien.Meskipun alamat anycast
menggunakan ruang alamat unicast, tapi fungsinya berbeda daripada alamat
unicast.
IPv6 menggunakan alamat anycast untuk
mengidentifikasikan beberapa interface yang berbeda. IPv6 akan
menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah alamat anycast ke interface
terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan
alamat multicast, yang menyampaikan paket ke banyak penerima, karena
alamat anycastakan menyampaikan paket kepada salah satu dari banyak
penerima.
D.
Alamat IP lainnya
Jika ada sebuah intranet
tidak yang terkoneksi ke internet,
semua alamat IP dapat digunakan.Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan
menggunakan teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan
menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat yang dapat
digunakan di dalam internet, yaitu public address (alamat publik) dan private
address (alamat pribadi).
Alamat publik adalah alamat-alamat yang telah
ditetapkan oleh InterNIC
dan berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik
(artinya, tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet
tersebut telah terhubung ke Internet.
Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka
beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router
sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai
lokasinya.Di internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat
dicapai, selama masih terkoneksi dengan internet.
Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan intranetnya ke
internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun menggunakan
alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC.Jika
sebuah organisasi selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke internet,
skema alamat yang digunakannya mungkin dapat mengandung alamat-alamat yang
mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC
atau organisasi lainnya.Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara
satu dan lainnya, sehingga disebut juga dengan illegal address, yang
tidak dapat dihubungi oleh host lainnya.
Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang
secara global unik terhadap internetwork IP. Pada kasus internet, setiap node
di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke internet akan membutuhkan sebuah
alamat yang unik secara global terhadap internet. Karena perkembangan internet
yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet
miliknya ke internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di
dalam intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah
alamat publik yang unik secara global.
Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang
dibutuhkan oleh sebuah organisasi, para desainer internet memiliki pemikiran
yaitu bagi kebanyakan organisasi, kebanyakan host di dalam intranet organisasi
tersebut tidak harus terhubung secara langsung ke internet. Host-host yang
membutuhkan sekumpulan layanan internet, seperti halnya akses terhadap web atau e-mail,
biasanya mengakses layanan internet tersebut melalui gateway
yang berjalan di atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau e-mail server. Hasilnya, kebanyakan organisasi hanya membutuhkan
alamat publik dalam jumlah sedikit saja yang nantinya digunakan oleh node-node
tersebut (hanya untuk proxy, router,
firewall,
atau translator) yang terhubung secara langsung ke internet.
Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak
membutuhkan akses langsung ke internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat
dari alamat publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan.Untuk mengatasi
masalah pengalamatan ini, para desainer internet mereservasikan sebagian
ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat pribadi.
Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan
digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam ruangan
alamat pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi. Karena di antara
ruangan alamat publik dan ruangan alamat pribadi tidak saling melakukan overlapping,
maka alamat pribadi tidak akan menduplikasi alamat publik, dan tidak pula
sebaliknya.
Ruangan alamat
pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918 didefinisikan di dalam tiga blok alamat berikut:
·
10.0.0.0/8
·
172.16.0.0/12
·
192.168.0.0/16
Jaringan pribadi (private network) 10.0.0.0/8
merupakan sebuah network identifier kelas A yang mengizinkan alamat IP yang
valid dari 10.0.0.1 hingga 10.255.255.254. Private network 10.0.0.0/8
memiliki 24 bit host yang dapat digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat.
Jaringan pribadi
172.16.0.0/12 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 16
network identifier kelas B atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 20
bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier, yang dapat digunakan dengan
menggunakan skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan
privat 17.16.0.0/12 mengizinkan alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1
hingga 172.31.255.254.
Jaringan pribadi 192.168.0.0/16 dapat
diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 256 network identifier kelas C atau
sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 16 bit yang dapat ditetapkan
sebagai host identifier yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting apapun di dalam sebuah organisasi privat. Alamat
private network 192.168.0.0/16 dapat mendukung alamat-alamat IP yang
valid dari 192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.
Alamat jaringan ini dapat digunakan sebagai alamat
privat karena memang IANA
mengalokasikan untuk tidak menggunakannya.Alamat IP yang mungkin dalam ruang
alamat ini adalah 169.254.0.1 hingga 169.254.255.254, dengan
alamat subnet mask 255.255.0.0.Alamat ini digunakan sebagai alamat IP
privat otomatis (dalam Windows, disebut dengan Automatic Private Internet
Protocol Addressing (APIPA)).
Hasil dari penggunaan alamat-alamat privat ini oleh
banyak organisasi adalah menghindari kehabisan dari alamat publik, mengingat
pertumbuhan internet yang sangat pesat.
Karena alamat-alamat IP di dalam ruangan alamat
pribadi tidak akan ditetapkan oleh Internet Network Information Center (InterNIC) (atau badan lainnya yang memiliki otoritas) sebagai
alamat publik, maka tidak akan pernah ada rute yang menuju ke alamat-alamat
pribadi tersebut di dalam router internet. Kompensasinya, alamat pribadi tidak
dapat dijangkau dari internet. Oleh karena itu, semua lalu lintas dari sebuah
host yang menggunakan sebuah alamat pribadi harus mengirim request tersebut ke
sebuah gateway
(seperti halnya proxy server), yang memiliki sebuah alamat publik yang valid, atau
memiliki alamat pribadi yang telah ditranslasikan ke dalam sebuah alamat IP
publik yang valid dengan menggunakan Network Address Translator (NAT) sebelum dikirimkan ke internet.
E.
Perbandingan Alamat IPv6 dan IPv4
Tabel berikut menjelaskan perbandingan karakteristik
antara alamat IP versi 4 dan alamat IP versi 6.
Kriteria
|
||
Panjang alamat
|
32 bit
|
128 bit
|
Jumlah total host (teoritis)
|
232=±4 miliar host
|
2128
|
Menggunakan kelas alamat
|
Tidak
|
|
Alamat multicast
|
Kelas D, yaitu 224.0.0.0/4
|
Alamat multicast IPv6, yaitu FF00:/8
|
Alamat broadcast
|
Tidak ada
|
|
Alamat yang belum ditentukan
|
0.0.0.0
|
::
|
Alamat loopback
|
127.0.0.1
|
::1
|
Alamat IP publik
|
Alamat IPv6 unicast
global
|
|
Alamat IP
pribadi
|
Alamat IPv6 unicast
site-local (FEC0::/48)
|
|
Konfigurasi
alamat otomatis
|
Ya (APIPA)
|
Alamat IPv6 unicast
link-local (FE80::/64)
|
Representasi
tekstual
|
Dotted decimal
format notation
|
Colon
hexadecimal format notation
|
Fungsi Prefiks
|
Subnet mask atau panjang prefiks
|
Panjang prefiks
|
Resolusi alamat DNS
|
A Resource
Record (Single A)
|
AAAA Resource
Record (Quad A)
|
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya
Walaupun demikian, sudah barang tentu makalah ini masih terdapat
kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan penyusun.
Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak kami
harapkan agar dalam pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik
lagi.
Harapan
saya semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacanya.
Wasalamualaikum wr.wb.
Penyusun,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB I : PENDAHULUAN 1
A.
Latar Belakang 1
B.
Tujuan 1
C.
Rumusan masalah 1
BAB II : PEMBAHASAN 2
A.
Pengertian 2
B.
Alamat IP versi 4 5
C.
Alamat IP versi 6 11
D.
Alamat IP lainnya 21
E.
Perbandingan Alamat IPv6 dan IPv4 25
BAB III : KESIMPULAN DAN
SARAN 27
A.
Kesimpulan 27
B.
Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 28
LAMPIRAN-LAMPIRAN 29
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
TCP/IP (Transmission
Control Protocol/Internet Protocol) adalah Protokol Kendali
Transmisi/Protokol Internet, adalah gabungan dari
protokol TCP (Transmission Control
Protocol) dan IP (Internet Protocol) sebagai sekelompok protokol
yang mengatur komunikasi data dalam proses tukar-menukar data dari satu
komputer ke komputer lain di dalam jaringan internet yang akan memastikan
pengiriman data sampai ke alamat yang dituju.
Pengembangan
Teknologi Informasi kini kian pesat menjadikan kebutuhan akan komputer dan
perangkat teknologi lainnya yang berkaitan dengan Teknologi Informasi semakin
menjadi kebutuhan tersendiri. Begitu pula dengan perangkat-perangkat teknologi
yang berkembang saat ini tidak terlepas dari kebutuhan akan IP address.
Jenis
alamat IP address pertama yang diluncurkan adalah versi 4 yang kini sudah
mencapai kuota limitnya. Oleh karena itu dibuatlah IP address versi 6 guna
untuk menyokong kebutuhan kuota kebutuhan IP address di dunia.
B. Saran
Semoga apa yang ada di dalam isi pembahasan makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita semua, khususnya penulis sendiri. Untuk
pengembangan dan perbaikan makalah ini ke depan, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP,20 Maret
2014,11:09
0 Comments