MAKALAH
MANUSIA DAN PERADABAN
( Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah ISBD)
Disusun Oleh :
Kelompok 8
Rahma Valentina 201343500035
Andharu Wahyu Jati 201343500055
Nurohman 201343500091
Irfan Baihaqi 201343501326
Resti Herisa 201543500599
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN MIPA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan
semaksimal mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa
mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.
Tak lupa ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dosen atas bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah
diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai yang kami harapkan. Dan kami
ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam
penyusunan makalah ini.
Pada dasarnya makalah yang kami sajikan ini khusus
mengupas tentang Manusia dan Peradaban ( mulai dari pengertian, wujud dan
perkembangan peradaban, peradaban dan perubahan sosial dll). Untuk lebih jelas
simak pembahasannya dalam makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran
sekaligus pengetahuan bagi kita semuanya. Amin.
Jakarta 02 Oktober 2015
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Rumusan
Masalah
BAB II PEMBAHASAN MASALAH
1.
Evolusi
budaya dan wujud peradapan dalam kehidupan sosial budaya
a. Budaya
b. Hakikat peradapan
c. Evolusi
budaya
d. Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
2. Dinamika peradapan global
3. Pengaruh
Globalisasi
a.
Efek Globalisasi bagi
Indonesia
b.
Sikap Terhadap Globalisasi
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Manusia
merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui akalnya
manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu
yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain.
Melalui jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan fisik / jasmaninya
melakukan sesuatu yang sesuai dengan fungsinya dan tidak bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dan melalui rohaninya manusia dituntut
untuk senantiasa dapat mengolah rohaninya yaitu dengan cara beribadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
Antara manusia
dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara keduanya
saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu
peradaban timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya ada faktor
manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut.
Suatu peradaban
mempunyai wujud, tahapan dan dapat
berevolusi / berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula
dapat mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan sosial. Perubahan ini dapat
diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.
Masyarakat yang beradab
dapat diartikan sebagai masyarakat yang
mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan,
ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab dan dalam
pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi
dan kepentingan umum.
Perkembangan
dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang
luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang
sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa
digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya
formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser
posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia.
B. Rumusan
Masalah
Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah : Hakekat Manusia dan
Peradaban yang meliputi makna manusia dan makna ada dan peradaban,
Kemudian Wujud dan Perkembangan Peradaban yang meliputi wujud peradaban dan
evolusi budaya dan tahapan peradaban, Kemudian Peradaban dan Perubahan Sosial
yang meliputi tradisi, modernisasi dan masyarakat madani. Kemudian Masyarakat
Yang Beradab, Lalu Problematika Peradaban Dalam Kehidupan Masyarakat yang
meliputi kemajuan IPTEK bagi peradaban manusia dan dampak globalisasi bagi
peradaban manusia.
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
Hakikat
Budaya dan Peradaban
A. Evolusi budaya dan wujud peradapan
dalam kehidupan sosial budaya
1. Budaya
Budaya atau
kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal
dari kata Latin Colere, yaitu mengolah
atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.
Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup
menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya
turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar
dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
2. Hakikat Peradaban
Peradaban
berasal dari kata adab (Civilization) yang artinya sopan, budi pekerti,
luhur, peradaban sangat erat hubungannya dengan kebudayaan. Kebudayaan pada
hakikatnya merupakan hasil cipta, ras, dan karsa manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Berikut ini definisi peradapan
Huntington (2001). Yaitu menyebutkan peradaban (Civilization) tidak lain
adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang
diperoleh manusia pendukungnya. Dalam artian yang sama, peradaban dapat berarti
“perbaikan pemikiran, tata krama, atau rasa”. Dalam sebuah peradapan pasti
tidak akan dilepaskan dari tiga faktor yang menjadi tonggak berdirinya sebuah
peradapan. Ketiga faktor tersebut adalah sistem pemerintahan, sistem ekonomi,
dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
KOETJARANINGGRAT(1990) juga memberi penjelasannya sebagai berikut disamping istilah kebudayaan ada pula istilah peradapan. Civilization yang biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian atau unsur dari kebudayaan yang harus maju dan indah, misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat, sopan santun, pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan dan sebagainya. Selain dari kemajuan teknologi yang dimiliki sebuah bangsa, peradaban ditentukan pula oleh tingkat pendidikan. Salah satu ciri yang penting dalam definisi peradaban adalah berbudaya, yang dalam bahasa Inggris disebut cultured. Orang yang cultured adalah juga yang lettered, artinya melek huruf. Namun, pengertian lettered dalam hal ini tidak sekadar bisa membaca dan menulis hal yang sederhana. Orang yang sekadar bisa membaca karangan yang sederhana dan memahami kesenian yang tidak kompleks dianggap unlettered. Akibatnya, pembaca sastra dan peminat seni picisan dianggap uncultured. Orang yang cultured adalah yang mampu menghayati dan memahami hasil kebudayaan adiluhung, yang hanya bisa didapatkan dengan pendidikan yang tarafnya tinggi. Bangsa yang beradab adalah bangsa yang terdidik. Akan tetapi, bangsa yang berbudaya belum tentu memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.
KOETJARANINGGRAT(1990) juga memberi penjelasannya sebagai berikut disamping istilah kebudayaan ada pula istilah peradapan. Civilization yang biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian atau unsur dari kebudayaan yang harus maju dan indah, misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat, sopan santun, pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan dan sebagainya. Selain dari kemajuan teknologi yang dimiliki sebuah bangsa, peradaban ditentukan pula oleh tingkat pendidikan. Salah satu ciri yang penting dalam definisi peradaban adalah berbudaya, yang dalam bahasa Inggris disebut cultured. Orang yang cultured adalah juga yang lettered, artinya melek huruf. Namun, pengertian lettered dalam hal ini tidak sekadar bisa membaca dan menulis hal yang sederhana. Orang yang sekadar bisa membaca karangan yang sederhana dan memahami kesenian yang tidak kompleks dianggap unlettered. Akibatnya, pembaca sastra dan peminat seni picisan dianggap uncultured. Orang yang cultured adalah yang mampu menghayati dan memahami hasil kebudayaan adiluhung, yang hanya bisa didapatkan dengan pendidikan yang tarafnya tinggi. Bangsa yang beradab adalah bangsa yang terdidik. Akan tetapi, bangsa yang berbudaya belum tentu memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.
3. Evolusi Budaya
Berbicara
tentang evolusi manusia, kita tidak cukup berbicara mengenai evolusi biologis
saja. Manusia bukan hanya makhluk biologis, tetapi juga sosial. Sebagai makhluk
sosial, manusia mengalami evolusi lain, yaitu evolusi kultur atau budaya.
Manusia mempunyai tata cara hidup, kebiasaan dan norma dan aspek-aspek kultural
lainnya yang senantiasa berubah dan menjadi kompleks dari waktu ke waktu. Suatu
bentuk evolusi lain yang menjadikannya sebagai makhluk hidup yang paling
dominan dan adaptif terhadap lingkungannya saat ini.
Evolusi adalah perubahan bentuk secara perlahan-lahan; perubahan yang terjadi secara bertahap; perubahan yang lambat, pelan, dan bertahap. Evolusi budaya merupakan suatu proses evolusi yang terjadi hingga saat ini. Kita bisa mengamati bagaimana fakta akan evolusi tersebut dalam banyak hal, seperti dalam bahasa, gaya hidup hingga ke dinamika dalam sistem ekonomi. Pertanyaannya apakah prinsip-prinsip dalam evolusi hayati juga berlaku dalam evolusi kultur atau sosial? Untuk menjawab itu, seorang biolog Robert Boyd (2005), mengajukan beberapa proposisi terkait dengan evolusi budaya diantaranya:
Evolusi adalah perubahan bentuk secara perlahan-lahan; perubahan yang terjadi secara bertahap; perubahan yang lambat, pelan, dan bertahap. Evolusi budaya merupakan suatu proses evolusi yang terjadi hingga saat ini. Kita bisa mengamati bagaimana fakta akan evolusi tersebut dalam banyak hal, seperti dalam bahasa, gaya hidup hingga ke dinamika dalam sistem ekonomi. Pertanyaannya apakah prinsip-prinsip dalam evolusi hayati juga berlaku dalam evolusi kultur atau sosial? Untuk menjawab itu, seorang biolog Robert Boyd (2005), mengajukan beberapa proposisi terkait dengan evolusi budaya diantaranya:
a) Budaya merupakan informasi yang
didapatkan oleh suatu individu dari orang lain melalui pengajaran, imitasi atau
bentuk pembelajaran sosial lainnya.
b) Perubahan budaya haruslah dimodelkan
sebagai suatu proses Evolusi Darwinian.
c) Budaya merupakan sebahagian dari
evolusi biologis.
d) Evolusi budaya membuat evolusi
manusia menjadi berbeda dengan evolusi makhluk hidup lainnya.
e) Gen dan budaya berevolusi.
4. Manusia
Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Beradab artinya
sopan. Manusia sebagai makhluk beradab artinya pribadi manusia itu memiliki
potensi untuk berlaku sopan, berakhlak, dan berbudi pekerti yang luhur. Sopan,
berakhlak, berbudi pekerti yang luhur menunjuk pada perilaku manusia. Orang
yang beradab adalah orang yang berkesopanan, berakhlak, dan berbudi pekerti
luhur dalam perilaku, termasuk pula dalam gagasan-gagasannya. Manusia yang
beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara cipta, rasa, dan karsa.
Kaelan (2002) menyatakan manusia yang beradab adalah manusia yang mampu
melaksanakan hakikatnya sebagai manusia (monopluralis secara optimal).
Kebalikannya adalah manusia yang biadab atau dikenal dengan istilah barbar.
Secara sempit, orang yang biadab diartikan sebagai orang yang perilakunya
tidak sopan, tidak berakhlak, dan tidak memiliki budi pekerti yang mulia. Orang
yang biadab juga tidak mampu menyeimbangkan antara cipta, rasa, dan karsanya
sebagai manusia. Misalnya, kemampuan cipta manusia dalam membuat senjata
digunakan untuk saling membunuh antarsesama.
a. Pada hakikatnya, manusia adalah
makhluk yang beradab sebab dianugerahi harkat, martabat, serta potensi
kemanusiaan yang tinggi. Namun, dalam perkembangannya manusia bisa jatuh dalam
perilaku kebiadaban karena tidak mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cipta,
rasa, dan karsa yang dimilikinya. Manusia tersebut telah melanggar hakikat
kemanusiaannya sendiri. Manusia sebagai makhluk sosial membentuk
persekutuan-persekutuan hidup, yaitu masyarakat. Manusia beradab pastilah
berkeinginan membentuk masyarakat yang beradab. Terbentuklah masyarakat beradab
atau berkeadaban.
b. Masyarakat adab pada dasarnya
merupakan keinginan yang tulus dari manusia sebagai makhluk yang beradab.
Namun, sebagaimana halnya dengan individu, masyarakat dalam suatu kurun waktu
tertentu bisa saling bertengkar, saling bertikai, bahkan saling membunuh
antarkelompok masyarakat. Bukti bahwa perang yang sampai saat ini banyak
terjadi di berbagai belahan dunia, menunjukkan bahwa cita-cita masyarakat adab
harus senantiasa diperjuangkan, dipertahankan, dan dipelihara dengan
sebaik-baiknya.
c. Peradaban tidak hanya menunjuk pada
hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik, seperti barang, bangunan,
dan benda-benda. Peradaban tidak hanya menunjuk pada wujud benda hasil budaya, tetapi
juga wujud gagasan dan perilaku manusia. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari
hasil budidaya manusia, baik cipta, karsa dan rasa
5. Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban
Dalam Kehidupan Sosial Budaya
Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya
atau akal pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu.
Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda,
bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya
untuk mengantisipasi tantangan tadi.
Proses
evolusi budaya dan wujud peradabaan dalam kehidupan sosial budaya
diantaranya: Proses evolusi sosial budaya yang dapat di pandang dalam dinamika
kehidupan sehari-hari, dalam tiap masyarakat di Dunia. Proses-proses ini
disebut proses berulang atau Recurrent Processes.
Proses evolusi sosial budaya yangt dipandang seolah-olah dari jauh hanya akan menampakkan kepada peneliti perubahan-perubahan besar yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Proses ini di sebut proses-proses menentukan arah atau Directional Processes.
Proses evolusi sosial budaya yangt dipandang seolah-olah dari jauh hanya akan menampakkan kepada peneliti perubahan-perubahan besar yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Proses ini di sebut proses-proses menentukan arah atau Directional Processes.
Masa dalam kehidupan manusia dapat kita bagi dua, yaitu masa prasejarah
(masa sebelum manusia mengenal tulisan sampai manusia mengenal tulisan) dan
masa sejarah (masa manusia telah mengenal tulisan). Data-data tentang masa
prasejarah diambil dari sisa-sisa dan bukti-bukti yang digali dan
diinterpretasi. Masa sejarah bermuda ketika adanya catatan tertulis untuk
dijadikan bahan rujukan. Penciptaan tulisan ini merupakan satu penemuan
revolusioner yang genius. Bermula dari penciptaan properti dan lukisan objek,
seperti kambing, lembu, wadah, ukuran barang, dan sebagainya; diikuti dengan
indikasi angka; kemudian diikuti simbol yang mengindikasikan transaksi, nama,
dan alamat yang bersangkutan; selanjutnya simbol untuk fenomena harian,
hubungan antara mereka, dan akhirnya intisari, seperti warna, bentuk, dan
konsep. Ada dua produk revolusioner hasil dari akal manusia dalam zaman
prasejarah, yaitu:
a. Penemuan roda
untuk transportasi, pada mulanya roda digunakan hanya untuk mengangkat barang
berat di atas sebuah pohon. Kemudian, roda disambung dengan kereta, lalu
berkembang menjadi mobil seperti saat ini.
b. Bahasa adalah
suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran seseorang kepada
orang lain. Ketika tanda-tanda diterima sebagai representasi dan bunyi-bunyi
arbitrer yang mewakili ide-ide, masa prasejarah pun beralih ke masa sejarah
tertulis. Mengenai masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman
prasejarah, yaitu: Pendekatan berdasarkan hasil teknologi, terdiri dari zaman
batu tua (paleolitikum), zaman batu tengah/madya (Mesolitikum), dan zaman batu
baru (Neolitikum)
Pendekatan berdasarkan model social ekonomi atau mata pencaharian hidup
yang terdiri atas:
1. Masa berburu
dan mengumpulkan makanan, meliputi masa berburu sederhana (tradisi Paleolit)
dan masa berburu tingkat lanjut (tradisi Epipaleolitik).
2. Masa bercocok
tanam, meliputi tradisi Neolitik dan Megalitik.
3. Masa kemahiran
teknik atau perundagian, melliputi tradisi semituang besi.Manusia berkembang
dari homo menjadi human karena kebudayaan dan
peradaban yang diciptakannya.
Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di Indonesia, R. Soekmono (1973), dibagi
menjadi empat masa, yaitu:
a. Zaman
prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan
sampai kira-kira abad ke-5 masehi.
b. Zaman
purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Masehi sampai dengan
runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi.
c. Zaman
madya, yaitu sejak datangnya pengaruh Islam menjelang akhir kerajaan Majapahit
sampai dengann akhir abad ke-19.
d. Zaman
baru/modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat (Eropa) dan
teknik modern kira-kira tahun 1900 sampai sekarang.
Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat
tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang
telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan
sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi. Jadi, evolusi kebudayaan
bisa mencapai sampai pada taraf tinggi yaitu: peradaban.
Peradaban
merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan
berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang
dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat
ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. Sebagai
contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi dalam
sosok bangunannya (piramid, obeliks, spinx) yang terkait dengan ilmu bangunan,
tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang
peradaban Cina Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan
teknologi tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya setempat. Peradaban
kuno di Indonesia menghasilkan berbagai bangunan seni yang bernilai tinggi,
seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan lain-lain.
Peradaban bangsa di Indonesia dimulai sejak masa kemahiran teknik atau
zaman perundagian. Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu tradisi seni
tulang perunggu dan tradisi tuang besi. Meskipun saat itu masih zaman
prasejarah (masa sebelum mengenal tulisan), namun telah mengenal teknologi
terbatas dan sederhana, yaitu pada upaya pemenuhan peralatan yang dibutuhkan
masyarakat Indonesia dalam kehidupannya yang sudah mulai menetap. Di Indonesia,
penggunaan logam sudah mulai dikenal beberapa abad sebelum masehi. Mereka
menggunakan peralatan dari logam, seperti peralatan berburu, bercocok tanam,
peralatan rumah tangga, dan lain-lain, tetapi tidak semua masyarakat dapat
membuat peralatan itu. Membuat peralatan dari logam membutuhkan keahlian. Orang
yang ahli membuat peralatan logam disebut undagi, tempat pembuatannya disebut
perundagian. Beberapa contoh alat dari perunggu adalah kayak corong, nekara,
bejana perunggu. Alat-alat ini ditemukan diberbagai daerah di Indonesia.
Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang setelah datangnya
pengaruh Hindu dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari budaya Hindu Budha
membawa dampak besar bagi peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah
(masa mengenal bahasa tulis). Salah satu hasil budaya tulis di Indonesia adalah
prasasti. Huruf yang dipakai dalam prasasti yanng ditemukan Sejak tahun 400M
adalah Pallawa dan bahasa Sanksekerta. Kemampuan baca tulis masyarakat
Indonesia lama-kelamaan berpengaruh dalam bidang kesustraan, yaitu munculnya
banyak kitab-kitab kuno ini dapat ditelusuri peradaban bangsa Indonesia
terutama dalam masa kerajaan. Peradaban bangsa semakin berkembang dengan
masuknya pengaruh Islam dan masuknya peradaban bangsa Barat Eropa, termasuk
pengaruh agama Kristen Katolik. Dewasa ini, pengaruh peradaban global semakin
kuat akibat kemajuan bidang komunikasi dan informasi.
2. Dinamika
Peradaban Global
Menurut Arnold Y.Toynbee, seorang
sejarawab asal Inggris, lahirnya peradaban itu diuraikan dengan teori challenge
and respons. Peradaban itu lahir sebagai respons (tanggapan) manusia
yang dengan segenap daya upaya dan akalnya menghadapi dan menaklukan, dan
mengolah alam sebagai tantangan (challenge) guna mencukupi kebutuhan dan
melestarikan kelangsungan hidup. Alam menawarkan sejumlah tantangan dan
kemungkinan-kemungkinan. Ada alam yang tandus atau subur, di pegunungan atau
pantai, daerah yang rawan gempa atau yang tanahnya stabil, dan seterusnya. Jika
tantangan alam itu berat maka manusia pun akan gigih dan berusaha keras dalam
menangggapi alam tersebut, begitu pun sebaliknya.
Contoh bangsa Jepang yang terkenal
ulet, gigih, dan bekerja keras karena alamnya yang cukup berat untuk
ditaklukkan. Keadaan alam Jepang bergunung-gunung, sering terjadi gempa, dan
lahan. Setiap kali timbul kebutuhan akan sesuatu, manusia akan berusaha
menemukan jalan untuk memperolehnya. Seluruh perangkat ide, metode, teknik, dan
benda material yang digunakan dalam suatu jangka waktu tertentu dalam suatu
tempat tertentu maupun kegiatan untuk merombak perangkat tersebut demi memenuhi
kebutuhan hidup manusia disebut teknologi. Teknologi lahir dan dikembangkan
oleh manusia, dan ilmu untuk menguasai dan memanfaatkan lingkungan sehingga
kebutuhannya dapat terpenuhi. Penerapan teknologi itu bertujuan untuk
memudahkan kerja manusia, agar meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Alvin Toffler menganalisis
gejala-gejala perubahan dan pembaharuan peradaban masyarakat akibat majunya
ilmu dan teknologi. Dalam bukunya The Third Wave (1981), ia menyatakan
bahwa gelombang perubahan peradaban umat manusia sampai saat ini telah
mengalami tiga gelombang, yaitu:
- Gelombang I, peradaban teknologi pertanian, dalam gelombang ini manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian, berlangsung mulai 800 SM–1500 M.
- Gelombang II, peradaban teknologi industri, masa ini dimulai dengan penemuan mesin uap, berlangsung mulai 1500 M-1970 M.
- Gelombang III, peradaban informasi, ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang, berlangsung mulai 1970 M-sekarang.
Setiap gelombang peradaban tersebut
dikuasai oleh tingkat teknologi yang digunakan. Gelombang pertama (the first
wave) dikenal dengan revolusi hijau. Dalam gelombang pertama ini manusia
menemukan dan menerapkan teknologi pertanian. Pertanian terbatas pada
pengelolaan lahan-lahan pertanian untuk mencukupi kebutuhan manusia. Pada
awalnya, manusia berpindah-pindah dalam memanfaatkan lahan untuk mendapatkan
hasil pertanian melalui teknologi pengumpulan hasil hutan. Selanjutnya, mereka
berpindah ke penerapan teknologi pertanian, di mana manusia cenderung bertempat
tinggal di suatu tempat yang kemudian menumbuhkan desa.
Gelombang kedua adalah adanya
revolusi industri terutama di negara-negara Barat yang dimulai dengan revolusi
industri di Inggris. Masa gelombang kedua adalah masa revolusi industri, yaitu
kira-kira tahun 1500-1970. Masa ini dimulai dengan penemuan mesin uap pada
tahun 1712. Pada masa itu ditemukan mesin elektro mekanis raksasa, mesin-mesin
bergerak cepat, dan ban jalan. Mesin-mesin tersebut tidak hanya menggantikan
otot-otot manusia, tetapi peradaban industri juga memberi mesin-mesin tersebut
alat-alat panca indra sehingga mesin-mesin dapat mendengar dan melihat lebih
tajam daripada indra manusia, dan dapat menghasilkan/melahirkan bermacam-macam
mesin baru, yang akhirnya dikoordinir dengan rapi menjadi pabrik. Penggunaan
mesin industri, mesin uap, dan mesin pemintal dalam industri garmen dan
industri tambang telah memajukan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Eropa.
Gelombang ketiga merupakan revolusi
informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang memudahkan
manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang. Gelombang ketiga terjadi
dengan kemajuan teknologi dalam bidang:
- Komunikasi dan data prosesing.
- Penerbangan dan angkasa luar.
- Energi alternatif dan energi yang dapat diperbarui.
- Terjadinya urbanisasi, yang disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi.
Gelombang ketiga ini melahirkan
suatu masyarakat dunia yang dikenal dengan sebutan the global
village (kampung global). Kita sekarang berada pada gelombang ketiga atau
masa revolusi informasi. Diperkirakan era informasi ini akan mencapai puncaknya
pada 10-20 tahun mendatang.
John Naisbitt dalam bukunya Megatrends
(1982), menyatakan bahwa globalisasi memunculkan perubahan-perubahan yang
akan dialami oleh negara-negara dunia. Perubahan itu terjadi karena interaksi
yang dekat dan intensif antarnegara, terutama negara berkembang akan
terpengaruh oleh kemajuan di negara-negara maju. Perubahan-perubahan tersebut
ialah:
a. Perubahan dari masyarakat industri
ke masyarakat informasi.
b. Perubahan dari teknologi yang
mengandalkan kekuatan tenaga ke teknologi canggih.
c. Perubahan dari ekonomi nasional ke
ekonomi dunia.
d. Perubahan dari jangka pendek ke
jangka panjang.
e. Perubahan dari sentralisasi ke
desentralisasi.
f.
Perubahan
dari bantuan lembaga ke bantuan diri sendiri.
g. Perubahan dari demokrasi perwakilan
ke demokrasi partisipatori.
h. Perubahan dari sistem hierarki ke
jaringan kerja.
i.
Perubahan
dari utara ke selatan.
j.
Perubahan
dari suatu di antara dua pilihan menjadi macam-macam pilihan.
Naisbitt dan Patricia Aburdance
(1990) kembali mengemukakan lagi adanya sepuluh macam perubahan di era global,
yaitu:
a. Abad biologi.
b. Bangunan sosialisme pasar bebas.
c. Cara hidup global dan nasionalisme
budaya.
d. Dawarsa kepemimpinan wanita.
e. Kebangkitan agama dan milenium baru.
f.
Kebangkitan
dalam kesenian.
g. Kemenangan individu.
h. Pertumbuhan ekonomi dunia dalam
tahun 1990-an.
i.
Berkembangnya
wilayah pasifik.
j.
Privatisasi/swastanisasi
atas negara kesahjetraan
3.PProblematika Peradaban Global pada Kehidupan
Manusia
Peradaban global yang tengah terjadi
dewasa ini tidak bisa dipisahkan dari globalisasi itu sendiri. Kata globalisasi
diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi adalah
suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam
masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi
proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.
Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus
dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan
kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia
secara mendasar.
Globalisasi digerakkan oleh kemajuan
yang pesat dalam teknologi transportasi dan informasi komunikasi. Berikut ini
beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia:
a. Hilir mudiknya papal-kapal
pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan antarmanusia
diseluruh dunia.
b. Perkembangan barang-barang seperti
telepon genggam, televisi satelit, dan Internet menunjukkan bahwa komunikasi
global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakkan massa semacam
turisme,memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
c. Pasar dan produksi ekonomi di
negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari
pertumbuhan perdagangan internacional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasioanal, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
d. Peningkatan interaksi cultural
melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, serta
transmisi berita dan olahraga internacional. Saat ini kita dapat mengonsumsi
dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi
beraneka ragam budaya misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan
makanan.
e. Meningkatnya masalah bersama,
misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinacional, inflasi regional,
dan lain-lain.
1. Pengaruh
Globalisasi
Globalisasi memberi pengaruh dalam
berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi, social, budaya, dan pertahanan.
Pengaruh Globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah akan semakin
menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara
berkembang yang ditandai oleh menguatnya ide kebebasan dan demokratis, termasuk
di dalamnya masalah hak asasi manusia. Di sisi lain, ada pula masuknya pengaruh
ideologi lain, seperti ideologi Islam yang berasal dari Timur Tengah.
Implikasinya adalah negara semakin terbuka dalam pertemuan berbagai ideologi
dan kepentingan politik negara.
Pengaruh globalisasi terhadap bidang
politik, antara lain membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta
nilai-nilai demokratis, termasuk di dalamnya masalah hak asasi manusia. Di sisi
lain, ada pula masuknya pengaruh ideologi lain, seperti ideologi Islam yang
berasal dari Timur Tengah. Implikasinya adalah negara semakin terbuka
dalam pertemuan berbagai ideologi dan kepentingan politik negara.
Pengaruh globalisasi terhadap
ekonomi antara lain menguatnya kapatalisme dan pasar bebas. Hal ini ditunjukkan
dengan semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanpa
mengenal batas-batas negara. Selanjutnya juga akan semakin ketatnya persaingan
dalam menghasilkan barang dan jasa dalam pasar bebas. Kapitalisme juga menuntut
adanya ekonomi pasar yang lebih bebas untuk mempertinggi asas manfaat,
kewiraswastaan, akumulasi modal, membuat keuntungan, serta manajemen yang
rasional. Ini semua menuntut adanya mekanisme global baru berupa struktur
kelembagaan baru yang ditentukan oleh ekonomi raksasa.
Pengaruh globalisasi terhadap sosial
budaya adalah masuknya nilai-nilai dari peradaban lain. Hal ini berakibat
timbulnya erosi nilai-nilai social budaya suatu bangsa yang menjadi jati
dirinya. Pengaruh ini semakin lancar dengan pesatnya media informasi dan
komunikasi, seperti televisi, komputer, Internet sebagainya. Masuknya nilai
budaya asing akan membawa pengaruh pada sikap, perilaku, dan kelembagaan
masyarakat. Menghadapi perkembangan ini diperlukan suatu upaya yang mampu
mensosialisasikan budaya nasional sebagai jati diri bangsa.
Globalisasi juga memberikan dampak
terhadap pertahanan dan keamanan negara. Menyebarnya perdagangan dan industri
diseluruh dunia akan meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan
yang dapat mengganggu keamanan bangsa. Globalisasi juga menjadikan suatu negara
Amat perlu menjalin kerja sama pertahanan dengan negara lain, seperti latihan
perang bersama, perjanjian pertahanan, dan pendidikan militer antarpersonel
negara. Hal ini dikarenakan, saat ini ancaman bukan lagi bersifat kovensional
tetapi juga kompleks dan semakin canggih. Misalnya, ancaman terorisme, ancaman
pencemaran udara, kebocoran nuklir, kebakaran hutan, illegal fishing, illegal
logging, dan sebagainya.
2. Efek
Globalisasi bagi Indonesia
Globalisasi telah melanda kehidupan
berbangsa dan bernegara Indonesia. Globalisasi telah memberikan pengaruh besar
dalam kehidupan bersama, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Proses
saling memengaruhi sesungguhnya adalah gejala yang wajar dalam interaksi
antarmasyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa ataupun
kelompok-kelompok masyarakat yang menghuni nusantara (sebelum bangsa Indonesia
terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan memengaruhi. Pada hakikatnya,
bangsa Indonesia atau bangsa-bangsa lain berkembang karena adanya
pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak
dari luar. Gambaran di atas menunjukkan bahwa pengaruh dunia luar adalah
sesuatu yang wajar dan tidak perlu ditakutkan. Pengaruh tersebut selamanya
mempunyai dua sisi, yaitu positif dan negatif.
Aspek
positif globalisasi antara lain sebagai berikut:
1. Kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi.
2. Kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi mempercepat manusia untuk berhubungan dengan manusia lain.
3. Kemajuan teknologi komunikasi,
informasi, dan transportasi meningkatkan efesiensi.
Aspek
negatif globalisasi antara lain sebagai berikut:
1. Masuknya nilai budaya luar akan
menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu bangsa dan identitas suatu bangsa.
2. Ekspolitasi alam dan sumber daya
lain akan memuncak karena kebutuhan yang makin besar.
3. Dalam bidang ekonomi, berkembang
nilai-nilai konsumerisme dan invidual yang menggeser nilai-nilai sosial
masyarakat.
4. Terjadinya Dehumanisasi, yaitu
derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak menggunakan
mesin-mesin berteknologi tinggi.
3. Sikap
Terhadap Globalisasi
Dalam menghadapi globalisasi ini,
bangsa-bangsa di dunia memberi respon atau tanggapan yang dapat dikategorikan
sebagai berikut:
- Sebagian bangsa menyambut positif karena dianggap sebagai jalan keluar baru untuk perbaikan nasib umat manusia.
- Sebagian masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena di anggap sebagai bentuk baru penjajahan (kolonialisme) melalui cara-cara baru yang bersifat transnasional dibidang politik, ekonomi, dan budaya.
- Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebagai sebuah keniscayaan akibat perkembangan teknologi informasi dan transportasi, tetapi tetap kritis terhadap akibat negatif globalisasi.
Dari hasil pembahasan diatas, dapat
dilakukan beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya pergeseran
kebudayaan/peradaban yang disebabkan oleh pengaruh globalisasi, diantaranya
yaitu :
1.
.Pemerintah perlu mengkaji ulang
peraturan-peraturan yang dapat menyebabkan pergeseran budaya bangsa
2.
Masyarakat perlu berperan aktif
dalam pelestarian budaya daerah masing-masing khususnya dan budaya bangsa pada
umumnya
3.
Para pelaku usaha media massa
perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita, hiburan dan informasi yang
diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran budaya
4.
Masyarakat perlu menyeleksi
kemunculan globalisasi kebudayaan baru,
sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative.
5. Masyarakat
harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru, sehingga pengaruh
globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada kebudayaan yang
merupakan jati diri bangsa kita.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia seutuhnya adalah sebuah matriks yang mempunyai
akal, jasmani dan rohani. Manusia dalam kehidupannya mempunyai tiga fungsi,
yaitu : Sebagai makhluk tuhan, Sebagai makhluk individu dan Sebagai makhluk
sosial budaya.
Peradaban merupakan bagian dan unsur kebudayaan yang
halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan
santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang
mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks. Masyarakat yang beradab
dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti.
DAFTAR
PUSTAKA
4. http://www.google=pengaruh globalisasi
terhadap eksistensi kebudayaan daerah.com/
0 Comments