PROPOSAL
PROYEK
Pembangunan
Infrastruktur Local Area Network
Badan Pengawas
Obat dan Makanan
Tahun 2015
Tugas mata
kuliah : Manajemen Proyek
Dosen : A.K Arifin, S.Kom, MM.
Disusun
Oleh:
1. Satria
Sandi.H 201343500013
2. Nurdin
Kustianto 201343500078
3. Shodiki
Ali 201343500086
4. Nurohman 201343500091
5. David
Iwaldo
FAKULTAS
TEKNIK, MATEMATIKA & ILMU
PENGETAHUAN ALAM (FTMIPA)
PROGRAM
STUDI TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS
INDRAPASTA PGRI
JAKARTA
2015
|
DAFTAR ISI
Abstract
Daftar
Isi i
Latar belakang 1
Maksud dan tujuan 7
Manfaat 8
Ruang lingkup pekerjaan 8
Pekerjaan
persiapan 8
Pekerjaan pembongkaran 9
Pekerjaan instalasi 9
Pengadaan barang 10
Material instalasi
lainnya 10
Test commisioning 10
Ketentuan dan
pesyaratan 10
Implementasi 11
Pemeliharaan pekerjaan 12
Kriteria penerimaan 12
Jadwal pelaksanaan 13
Topologi 14
Pembiayaan
PROPOSAL PROYEK
Pembanguan
Infrastruktur Local Area Network
Badan Pengawas
Obat dan Makanan
Tahun 2015
- Latar Belakang
Saat ini, teknologi dan informasi
sudah banyak melekat pada segala aspek kehidupan sehari-hari manusia. Manusia membutuhkan
informasi untuk menyelesaikan berbagai masalah, dan teknologi dapat digunakan
sebagai media pendukung penyelesaian masalah tersebut. Pada sisi perekonomian
manusia, proses bisnis sangat bergantung pada keakuratan dan keefektivan
perusahaan/organisasi dalam mengelola setiap data pelanggan yang mereka miliki.
Sebuah organisasi berharap bahwa pelanggan/pengguna jasa akan tetap setia pada
produk atau jasa yang ditawarkannya. Adanya dukungan teknologi dan informasi,
yaitu internet, tempat pasar global bermunculan dengan mempraktikan proses
jual-beli yang tanpa memperhitungkan jarak dan waktu, sehingga pelanggan dapat
berbelanja dimanapun dan kapanpun. Perbankan, pemerintahan, atau industri
kesehatan membutuhkan pelayanan 24 jam per hari, 365 hari per tahun, secara
terus menerus tanpa ada kegagalan. Terkait hal tersebut, dibutuhkan
infrastruktur teknologi informasi yang memadai untuk menunjang kegiatan
tersebut.
Managemen kabel dan switch merupakan
infrastruktur teknologi informasi yang berperan penting dalam melayani berbagai
kebutuhan data. Sejak mulai dikembangkan pada tahun 90an, dengan memanfaatkan
microcomputer yang sekarang kita sebut dengan server, data center melayani
berbagai kebutuhan data, baik untuk pihak eksternal maupun internal. Kompleksitas
Infrastruktur terus meningkat seiring dengan perkembangan kebutuhan terhadap
data. Salah satu kasus yang dapat kita lihat adalah peningkatan permintaan pada
search engine Google.
Keberlangsungan sebuah bisnis sangat
bergantung dengan tingkat availabilitas dari data center. Semakin tinggi
tingkat availabilitas dari data center, maka jumlah keberhasilan pelayanan
terhadap pelanggan akan meningkat dan mengurangi jumlah kegagalan pelayanan.
Dalam kasus Google, semakin meningkatnya permintaan pada search engine Google,
menuntut rancangan data center dengan tingkat availabilitas yang tinggi.
Tidak hanya pada kasus Google,
teknologi informasi pun telah merambah Indonesia. Bahkan pemerintah
menggalakkan pemanfaatan teknologi informasi dalam pelaksanaan tugasnya. Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang mendapat tugas dari pemerintah, sesuai
Pasal 67 Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001, melaksanakan tugas pemerintahan
di bidang pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan sesuai Pasal 2 Peraturan Kepala Badan POM No. 14 Tahun 2014,
Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan POM mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan dibidang pengawasan obat dan makanan, yang meliputi pengawasan atas
produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat adiktif, obat tradisional,
kosmetik, produk komplemen serta pengawasan atas keamanan pangan dan bahan
berbahaya. Untuk membantu kelancaran tugas-tugas tersebut diperlukan data
center yang memiliki rancangan dengan tingkat availabilitas yang tinggi.
Tingkat availabilitas pada data center dapat diperoleh melalui perancangan data
center yang berkualitas dengan menggunakan standar, panduan, atau best practice
data center.
Perancangan sebuah jaringan bukanlah
perkerjaan mudah. Dibutuhkan perencanaan matang yang tidak hanya
mempertimbangkan kebutuhan sekarang tetapi juga masa depan, seperti kemungkinan
perluasan atau pelipatgandaan data center. Berdasarkan Rob Snevely, perhatian
utama dari tim perancang data center adalah kebutuhan akan fungsi yang
berlanjut terus menerus tanpa gangguan pada data center. Kebutuhan ini menuntut
rancangan data center yang harus berpusat pada pemeliharaan dan pengembangan
peralatan penyedia jasa. Apabila perancangan data center dilakukan tanpa
perhitungan yang matang, akan menimbulkan kerugian besar yang disebabkan
kelalaian atau kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Oleh sebab itu,
perlu dilakukan evaluasi terhadap data center untuk mengetahui tingkat
availibitas yang diberikan serta kekurangan berdasarkan standar perancangan
data center.
Standar untuk perancangan jaringan,
baik nasional ataupun internasional, telah banyak dipublikasikan. Standar ini
dapat digunakan para perancang dalam melakukan perancangan data center. Selain
itu, standar tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan pengujian
availibitas data center. Sehingga dapat dilakukan evaluasi untuk mengembangkan
data center yang lebih memadai sesuai dengan standar tersebut.
Berdasarkan RPM Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia tahun 2013
(Indonesia, 2013), data center adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk
menempatkan sistem elektronik dan komponen terkaitnya untuk keperluan
penempatan, penyimpanan, dan pengolahan data. Sedangkan berdasarkan
ANSI/TIA-942 (TIA, 2005), data center adalah bangunan atau sebagian dari
bangunan yang memiliki fungsi utamanya sebagai rumah bagi ruang komputer dan
daerah pendukungnya. Data center atau pusat
data merupakan tempat penyimpanan data yang menjadi pusat kegiatan perusahaan.
Setiap informasi yang tersimpan pada data center bersifat kritikal bagi
keberlanjutan perusahaan, sehingga penempatannya biasanya terpisah dengan
gedung perusahaan.
Berdasarkan Rob Snevely, tujuan utama
data center adalah sebagai penyedia jasa. Organisasi dengan kegiatan layanan
yang tidak harus beroperasi setiap saat, cenderung tidak membutuhkan tingkat
availabilitas yang tinggi dalam memberikan layanan. Sedangkan organisasi yang
mengharuskan operasi yang berkelanjutan, seperti bank nasional, industri
kesehatan, dan agensi pemerintahan, memiliki tingkat availabilitas yang tinggi.
Oleh sebab itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan kemampuan untuk
berfungsi secara terus-menerus dan tidak ada downtime diantara kegiatan operasinal. Kailash Jayaswal juga
menjabarkan dua hal yang menjadi perhatian utama pada data center, yaitu:
- Tidak ada waktu untuk Downtime, Kailash Jayaswal menjelaskan kerugian apabila downtime terjadi, yaitu hilangnya kesempatan untuk melayani pelanggan, kerugian yang muncul berkisar dari yang paling minimal $14,5K pada industri ATM fees hingga yang paling maksimum $6.45M pada industri brokerage. Peristiwa downtime yang direncanakan juga dapat terjadi tanpa diperkirakan. Peristiwa downtime yang direncanakan adalah apabila sedang dilakukan operasi upgrade sistem, upgrade sistem operasi, backup, penambahan jalur, penggantian perangkat keras, dan lain-lain. Sedangkan downtime yang terjadi tanpa perencanaan atau diluar perkiraan, disebabkan sekitar 80% oleh proses atau manusia, sisanya disebabkan oleh produk.
- Tingkat availibitas tinggi yang kontinum. Untuk menghindari kerugian yang disebabkan downtime diperlukan usaha pencegahan. Usaha pencegahan tidaklah mudah dan murah, diperlukan analisis mendalam untuk mengidentifikasi penyebab kegagalan sistem dan membangun perlindungan yang efisien. Dalam mengontrol tingkat availibitas, digunakan beberapa pengukuran, yaitu: MTBF (Mean time between failures), MTTR (Mean time to repair), dan Availibitas yang didapatkan dengan membagi MTBF dengan total MTBF dan MTTR.
Selain itu, Rob Snevely juga
menjabarkan fungsi-fungsi lain dari data center, yaitu:
- Penempatan komputer, storage, dan perangkat jaringan dengan aman dan terlindung;
- Menyediakan sumber energi (power) yang dibutuhkan perangkat-perangkat;
- Menyediakan lingkungan dengan suhu terkendali yang sesuai untuk mendukung perangkat;
- Menyediakan keterhubungan antara perangkat, baik didalam maupun diluar data center.
Untuk mencapai fungsi-fungsi
tersebut, diperlukan rancangan data center yang tepat. Perancangan sebuah data
center bukanlah perkejaan mudah. Dibutuhkan perencanaan matang yang tidak hanya
mempertimbangkan kebutuhan sekarang tetapi juga masa depan. Berdasarkan Rob
Snevely, perhatian utama dari tim perancang data center adalah pemenuhan
kebutuhan akan fungsi yang berfungsi terus menerus. Sehingga, rancangan data
center harus berpusat pada pemeliharaan dan pengembangan peralatan penyedia
jasa. Apabila perancangan data center dilakukan tanpa perhitungan yang matang,
akan menimbulkan kerugian besar yang disebabkan kelalaian dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan.
Rob Snevely menjabarkan filosofi yang
digunakan dalam membuat rancangan data center, yaitu: simplicity, flexibility, scalability, modularity, dan sanity.
Simplicity menuntut rancangan data center yang
mudah dimengerti dan dikelola. Rancangan harus mempermudah pekerjaan bukannya
mempersulit. Sebagai contoh, apabila hendak dilakukan pengaturan perangkat,
pemasangan akan lebih mudah dan tepat karena tidak menggunakan perkiraan dalam
pengaturan. Dilakukan dengan memberikan label pada setiap port, kabel, sirkuit,
dan lain-lain.
Flexibility menuntut rancangan data center yang
fleksibel untuk menunjang pertumbuhan teknologi dan mempermudah upgrading, hal
ini sangat kritikal untuk menjaga pengaruh perubahan terhadap biaya. Semakin
tidak fleksibel rancangan data center, biaya yang dibutuhkan setiap ada
perubahan teknologi akan lebih besar.
Scalability menuntut rancangan yang
dapat digunakan secara konsisten pada semua skala, contoh 20 m2 :
200 m2 : 2000 m2, dst. Skala yang digunakan adalah Rack
Location Units (RLU) karena variasi peralatan pada satu unit meter menyebabkan
skala watt per satuan luas tidak dapat digunakan.
Modularity menuntut rancangan data center yang
dibentuk dari blok-blok yang lebih kecil. Hal ini untuk memudahkan pengelolaan
data center yang terkenal dengan kerumitannya. Dengan menciptakan rancangan
yang terdiri dari susunan struktur sederhana, pengelolaan akan lebih mudah
dilakukan, cukup dengan mengikuti rancangan.
Sanity merupakan filosofi yang
ditujukan bagi para perancang data center. Pembuatan data center bukanlah
pekerjaan yang mudah, dengan melakukan eliminasi terhadap ketidaktahuan dan
menghindari asumsi, akan membuat proses perancangan menjadi lebih mudah.
TIA-942
merupakan standar yang dikembangkan oleh Telecommunications
Industry Association (TIA) (TIA, 2005). Standar ini menyediakan kebutuhan
dan panduan untuk membuat rancangan dan melakukan instalasi sebuah data center
atau ruang komputer. Standar ini memberikan pengertian yang luas tentang
rancangan data center termasuk didalamnya perencanaan fasilitas, sistem
perkabelan, dan rancangan jaringan sehingga pemanfaatan standar ini sangat
diperuntukan bagi para perancang data center. Perencanaan yang tepat selama
konstruksi atau renovasi bangunan tidak akan terlalu mahal dan tidak akan
terlalu mengganggu dibandingkan saat fasilitas telah beroperasi. Data center
sendiri akan memperoleh manfaat lebih apabila infrastruktur telah direncanakan
lebih dulu untuk mendukung pertumbuhan dan perubahan sistem komputer data
center.
Standar TIA-942 dapat dibagi menjadi
tiga bagian besar, yaitu pengaturan sistem ruang, sistem perkabelan, dan
redundansi. Pada bagian sistem ruang, standar ini memberikan panduan
pengembangan ruang untuk data center, seperti pengaturan posisi rak dan
kabinet. Pada bagian sistem perkabelan, standar ini memberikan panduan
pengembangan untuk sistem perkabelan pada data center, seperti jenis topologi,
aturan panjang kabel, jenis kabel, dll. Pada bagian redundansi, standar ini
memberikan panduan pengembangan untuk sistem redundansi pada data center,
seperti redundansi kabel, penyedia akses, ruang-ruang, dll.
Ketiga bagian tersebut dilengkapi
dengan informasi bersifat detail yang disediakan TIA-942 pada bagian Annex.
Annex itu sendiri terdiri dari sembilan bagian, yaitu annex A, B, hingga I.
Annex A memberikan informasi yang dapat dimanfaatkan saat perancangan
perkabelan. Annex B memberikan informasi contoh-contoh administrasi
infrastruktur telekomunikasi yang dapat digunakan. Annex C memberikan informasi
terkait penyedia akses. Annex D memberikan informasi terkait cara
mengkordinasikan rencana peralatan dengan teknisi lain. Annex F memberikan
informasi terkait bagaimana memilih lokasi. Annex G memberikan informasi
terkait tier infrastruktur data
center. Annex H memberikan informasi contoh-contoh rancangan data center. Annex
I memberikan informasi sumber-sumber yang digunakan pada standar tersebut.
Seiring dengan menigkatnya jumlah Aplikasi Pelayanan pada Badan
Pengawas Obat dan Makanan di tahun 2015 maka diperlukan pekerjaan
instalasi seluruh peralatan hardware
teknologi informasi berikut kelengkapannya sebagai dampak adanya pengembangan pelayanan pada Badan
Pengawas Obat dan Makanan
Selain sebagai dampak pengembangan pelayanan kantor Badan POM, juga menimbang instalasi jaringan pada
kantor sudah cukup lama dan banyaknya sambungan
instalasi yang tidak memenuhi standart instalasi sehingga layak dilakukan
penggantian instalasi.
Pekerjaan instalasi peralatan Local Area Network Badan POM ini merupakan kegiatan
lanjutan dari proses renovasi gedung dan pemasangan Infrastruktur tahap sebelumnya yaitu perubahan dan pemindahan Ruangan Pejabat Eselon 1 dan
renovasi gedung lainnya
- Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan proposal ini adalah
Untuk memberikan gambaran
teknis mengenai seluruh aspek perencanaan instalasi Jaringan komunikasi data
untuk keperluan sistem transaksi Pengumpulan Badan Pengawas Obat dan Makanan yang kemudian akan dijadikan referensi untuk rekanan
dalam proses pekerjaan pemindahan peralatan dan pengadaan material pendukung
lainnya.
- Manfaat
1.
Sebagai referensi untuk pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam
menentukan kriteria keberhasilan proyek dan metode penerimaannya
2.
mengetahui
tingkat availabilitas jaringan saat ini dan mengetahui kekurangan-kekurangan
yang harus diperbaiki
3.
memperoleh
rekomendasi perbaikan terhadap data center
- Ruang Lingkup Pekerjaan & Spesifkasi Kebutuhan
Secara umum
Iingkup pekerjaan Pembangunan
Infrastruktur Local Area Network ini terdiri
dari Pekerjaan :
1.
Pekerjaan Persiapan
2.
Pekerjaan Pembongkaran peralatan kantor
3.
Pekerjaan Instalasi dan Pemasangan peralatan di lokasi
kantor temprary
4.
Pekerjaan Instalasi dan pemasangan peralatan di kantor
baru secara permanen
5.
Pengadaan Material Installasi peralatan Komunikasi data, Fiber optic dan Accessories
6.
Pengadaan Barang
7.
- Pekerjaan Persiapan ( Pembahasan) :
1.
Pembahasan secara detail mengenai spesifikasi dan
disain Pembangunan Infrastruktur Local Area Network yang akan terpasang sebagai ketentuan bersama dalam pelaksanaan dilapangan
2.
Pembuatan Laporan dokumen meliputi; Gambar Disain, shop drawing, Asbuil Drawing, Wring diagram,
Spesifikasi teknis, metode kerja dll.
3.
Kebutuhan survey lapangan untuk mengidentifikasi tata letak peralatan, balk untuk keperluan
pemindahan peralatan secara temporary maupun
rencana pemasangan Pembangunan
Infrastruktur Local Area Network tol untuk permanen di lokasi kantor gerbang yang baru
4.
Mobilisasi dan akomodasi
- Pekerjaan Pembongkaran Meliputi :
1.
Kebutuhan pembongkaran peralatan Infrastruktur Local Area Network utama ( Server, Rack, computer, dll)
2.
Pembongkaran instalasi peralatan dalam gedung dan
perangkat penunjang lainnya
3.
Pembongkaran peralatan accessories lainnya.
- Pekerjaan Installasi dan Pemasangan Meliputi :
1.
Pekerjaan pemasangan dan instalasi kabel-kabel data
dan kabel Fiber opti
2.
Pekerjaan pemasangan dan installasi power kelistrikan
dan peralatan Acessories dan penunjang lainnya
3.
Pekerjaan pemasangan termasuk didalamnya pemindahan
seluruh peralatan kantor ( Server, Rack, computer, dll) ke lokasi temporary dan pemasangan ke lokasi gedung
baru sesuai dengan mekanisme tahapan pemindahan dengan menyesuaikan kondisi
dilapangan sehingga secara sistem peralatan dapat tetap berfungsi dengan baik.
- Pengadaan Barang Meliputi :
1. Pengadaan material rak server
berikut accessories-nya
2. Pengadaan Switch dan lain-lain
3. Pengadaan kabel fiber optic
4. Pengadaan kabel UTP cat 6
1.
Pengadaan Rack Server, Switch, kabel
Fiber Optic, dan Kabel
data
2.
Material
instalasi dari gedung ke gedung baru jika memungkinkan dapat mengggunakan kabel lama
namun apabila tidak memungkinkan maka harus menggunakan material baru.
- Pekerjaan Test, Commisioning Dan Dokumentasi
Pekerjaan test dan
commissioning ditujukan untuk menguji apakah basil pekerjaan sudah sesuai dan
beffungsi dengan baik sebagaimana mestinya. Setiap kegiatan pekerjaan dan pengetesan
didokumentasikan dengan baik dan dilampirkan dalam laporan pekerjaan
- Ketentuan Dan Persyaratan Pekerjaan Pembongkaran, Pemasangan dan Installasi Secara Keseluruhan
Pekerjaan installasi dan
pemasangan meliputi pekerjaan dengan ketentuan & persyaratan sbb:
1.
Pembongkaran peralatan dilakukan sesuai tahap dan
metode pelaksanaan dengan asistensi dari pengawas yang ditunjuk sehingga tidak
mengganggu operasional gerbang
2.
Pemasangan dan installasi Infrastruktur Local Area Network
Sebelum memulai pekerjaan
dilakukan pembahasan secara detail mengenai
metoda kerja, spesifikasi, dan disain peralatan LAN yang akan terpasang sebagai acuan
bersama dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan
Semua kabel diberi pelindung
dengan menggunakan high impact conduit sehingga terhindar dari interferensi
yang diakibatkan oleo induksi kabel listrik tegangan tinggi dan menghindari
kerusakan kabel dari gigitan hewan pengerat
installasi memakai system inbow, yaltu semua instalasi
tertanam didalam tembok, balk pipa-pipa, perkabelan dll sehingga terlihat Iebih
rapi dan lebih terencana sesuai dengan tata letak ruangan yang ada dan gambar
perencanaan
Semua peralatan terpasang dan
berfungsi dengan balk sesuai dengan yang telah dipersyaratkan. Setiap kegiatan dilengkapi dengan laporan akhir yang
terdiri dari laporan harian pekerjaan, rekap laporan harian, wiring diagram
implementasi dan foto dokumentasi pekerjaan. Setiap detail teknis pelaksanaan pekerjaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan user dan sesuai gambar mengikuti petunjuk teknis
direksi pekerjaan. Kegiatan instalasi dan
pemasangan peralatan tidak mengganggu operasional kantor Badan POM
- Implementasi Pekerjaan
Agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan secara
terstruktur dan dapat diselesai secara tepat
waktu maka terdapat beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Tahap
implementasi instalasi peralatan Kantor sementara
Pekerjaan ini dimaksudkan
untuk mensupport atau mendukung pekerjaan selama mass kontruksi pembangunan
kantor gerbang, baik untuk peralatan utama yang berada di ruang server maupun
yang berada di ruang lain dan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan kebutuhan
lapangan dan pekerjaan sipil gedung.
2. Tahap
implementasi instalasi Infrastrukrur Permanen
Pekerjaan ini
merupakan pekerjaan pemasangan seluruh peralatan tol beserta peralatan
penunjang lainnya di lokasi yang sudah
permanen hingga proses finising
yang telah disesuaikan dengan desain tats letak ruangan sesuai dengan gambar
perencanaan
- Pemeliharaan Pekerjaan
Kontraktor diwajibkan
melaksanakan pemeliharaan/garansi terhadap semua pekerjaan instalasi dan semua
perangkat yang sudah terpasang selama 1 (sate) tahun terhitung sejak tanggal
Berita Acara Serah Terima yang ditanda-tangani kedua belah pihak
- Kriteria Penerimaan
Dalam penerimaan pekerjaan,
kontraktor harus dapat memenuhi hal-hal yang diuraikan sebagal berikut :
1.
Pemenuhan Kuantitas
Material instalasi terpasang
sesuai jumlah yang tercantum di dalam daftar kuantitas.
2.
Pemenuhan Kondisi Material.
3.
Pemasangan lengkap, teratur, rapi, bersih
4.
Pemenuhan Administrasi
5.
Laporan Pelaksanaan pekerjaan :
6.
Laporan harian pekerjaan
7.
Rekap
harian dan laporan penggunaan material
8.
Laporan hasil pengetesan dan test commissioning as built drawing document
9.
Pemenuhan Fungsi, Stabilitas dan Reliabilitas
10.
Peralatan secara umum minimal dapat berfungsi dengan
balk khususnya stabilitas koneksi jaringan data.
- Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Secara umum
pelaksanaan pekerjaan ini harus dapat diselesaikan sesuai jadwal berikut atau
dapat berubah sesuai dengan kondisi pembangunan gedung dilapangan
Jadwal
pelaksanaan diuraikan sebagai benkut :
No
|
Uraian
|
Minggu
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
1
|
Pengadaan barang
|
√
|
√
|
|||||
2
|
Instalasi dan Pemasangan
|
√
|
√
|
√
|
||||
3
|
Test commisioning
|
√
|
||||||
4
|
Proses Penerimaan pekerjaan
|
√
|
- TOPOLOGI
Ketentuan Pekerjaan
1.Untuk lokasi node ditentukan oleh tim IT masing – masing
Unit
2.Pemasangan kabel fiber optic untuk jarak 0 – 500 meter
menggunakan type multi mode, sedangkan untuk jarak diatas 500 meter menggunakan
type single mode
3.Pemasangan kable LAN menggunakan type Cat 6 dengan kpasitas
menghantarkan data 10/100/100 mbps
4.Pemasangan kabel FO dan UTP menggunakan pipa clipsal
5.Untuk pemasangan kabel outdoor dengan menggunakan metode
underground
6.Pemasangan kabel menggunakan kode yang mudah dimengerti
sesuai dengan standar Bidang Teknologi Informasi Badan POM
- Rancangan Pembiayaan
0 Comments