BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pemasaran ,seperti halnya dengan ilmu
pengetahuan yang bersifat dinamis dan selalu mengalami perubahan.perubahan
dalam dalam dunia pemasaran merupakan suatu keharusan yang harus dilkukan
karena dunia bisnis terus berubah menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman
dan teknologi.walaupun mengalami perubahan,pemasaran tidak bisa melepaskan diri
dari tiga komponen yang selalui menyertainya yaitu;
1) Konsumen,
2) Kompetitor
3) Perusahaan.
Ketiga
komponen inilah yang selalu ada dalam setiap pemasaran dan menumbuhkan tantangan baru dalam pemahaman pemasaran
secara online.pada abad ini orang-orang telah mengandalkan teknologi untuk
menunjang kegiatan mereka tidak terkecuali kegiatan bisnis mereka.mereka
mengandalkan teknologi untuk melakukan bisnis mereka.pada saat ini banyak
berkembang bisnis-bisnis pemasaran yang mengandalkan internet sebagai lahan
pemasaran dari produk atau jasa yang dihasilkan dari perseorangan atau
perusahaan.oleh sebab itu kini pemasaran secara online sudah membuat masyarakat
mengetahui tentang suatu hasil produk.pemasran secara online berkembang dengan
sangat cepat tanpa celah sedikitpun dalam masyarkat.
1.2.Rumusan Masalah
Dalam penulisan ini kami merumuskan
masalah sebagai berikut;
1) Bagaimana
ciri-ciri pengguna internet pada saat ini ?
2) Bagaiman
prilaku konsumen terhadap suatu produk ?
3) Apa
penyebab yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam pembelian ?
4) Apa
faktor pendukung teknologi pemasara secara online ?
5) Apa
yang menjadi dasar dari strategi pemasaran brand dan merk ?
1.3.Batasan
Masalah
Dalam
pennyusunan dan penulisan makalah ini kami embatsi permasalahan hanya pada “Bagaiman
konsep dalam pemasaran online”.
1.4.Tujuan
penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk
mengetahui masalah berikut;
1) Untuk
mengetahui ciri – ciri atau identifikasi pengguna internet
2) Mengetahui
dasr-dasra dari strategi brand dan market
3) Mengetahui
tentang prilaku konsumen
4) Mengetahui
tentang faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam pembelian
5) Mengetahui
tentang teknologi utama pendukung pemasaran online
1.5.
Manfaat Penulisan
Mamnfaat dari
penulisa ini adalah kita mengetahui konsep dari suatu pemasaran yang dilakukan
secara online
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Identifikasi Ciri – Ciri Pengguna Internet
2.2. Konsep Dasar
Prilaku Konsumen
2.2.1. Pengertian Perilaku Konsumen
Saat ini konsumen begitu
dimanjakan dengan berbagai produk yang dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan.
Era produsen mengendalikan konsumen telah berlalu dan telah digantikan dengan
era dimana konsumen memegang kendali. Konsumen yang mendikte produk apa yang
seharusnya diproduksi oleh perusahaan. Perusahaan harus berfokus pada konsumen,
konsumen adalah bagian terpenting dari perusahaan. Konsumen lebih penting dari
pada kekasih (istri atau pacar), orang bisa hidup tanpa kekasih tetapi
perusahaan tidak bisa hidup tanpa konsumen. Oleh karena itu perusahaan perlu
mengerti bagaimana konsumenya berperilaku. Pada dasarnya perilaku konsumen
merupakan tindakan atau perilaku, termasuk di dalamnya aspek-aspek yang
mempengaruhi tindakan itu, yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan
produk (barang dan jasa) guna memenuhi kebutuhannya. Tidak ada kesamaan
definisi yang dikemukanan para ahli, perbedaan itu disebabkan adanya perbedaan
sudut pandang. Perilaku manusia sangat komplek sehingga sangat sulit
digambarkan dengan kata-kata.
Pengertian perilaku konsumen
menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumer behavior can be defined as
the behavior that customer display in searching for, purchasing, using,
evaluating, and disposintog of products, services, and ideas they expect will
satisfy they needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan
konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan
produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat
memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Selain itu perilaku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah:
“Consumer behavior may be defined as the decision process and physical activity
individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods
and services”. Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan
keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan
individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan
barang-barang dan jasa-jasa.
Pengertian perilaku konsumen menurut
Engel et al. (1994 : 3) adalah tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses
yang mendahului dan menyusul dari tindakan ini. Mowen (1990 : 5) mengatakan
bahwa perilaku konsumen adalah studi unit-unit dan proses pembuatan keputusan
yang terlibat dalam menerima, menggunakan dan penentuan barang, jasa, dan ide.
Difinisi tersebut menggunakan istilah unit-unit pembuat keputusan, karena
keputusan bisa dibuat oleh individu atau kelompok. Difinisi tersebut juga
mengatakan bahwa konsumsi adalah proses yang diawali dengan penerimaan,
konsumsi, dan diakhiri dengan penentuan (disposition). Tahap penerimaan
menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen terhadap produk,
tahap konsumsi menganalisa bagaimana konsumen senyatanya menggunakan produk
yang diperoleh. Tahap penentuan menunjukkan apa yang dilakukan konsumen setelah
selesai menggunakan produk tersebut.
Studi perilaku konsumen adalah
studi bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk menggunakan
sumber-sumber yang dimiliki pada konsumsi yang berkaitan dengan sesuatu (barang
atau jasa).
Schifman dan Kanuk (1991 : 5)
mengatakan studi ini meliputi; apa yang dibeli,
Mengapa ia membelinya,dan berapa
sering ia membelinya.
Swastha dan Handoko (1987 : 9)
mendifinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan individu yang secara langsung
terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang dan jasa ekonomisalnya,
termasuk kegiatan pengambilan keputusan. Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer
behavior dijelaskan sebagai: “the various facets of the decision of the
decision process by which customers come to purchase and consume a product”.
Dapat dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu
produk yang dibeli dan dikonsumsi.
Perilaku konsumen melibatkan
interkasi antara pengaruh (afeksi) dan kognisi, perilaku dan kejadian di
sekitar. Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran kita
harus memahami apa yang dipikirkan (kognisi) apa yang dirasakan (afeksi) dan
apa yang mereka lakukan serta kejadian sekitar yang mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.
Secara umum, definisi dari perilaku
konsumen adalah “interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan
kejadian disekitar kita, dimana terdapat aspek pertukaran didalamnya” (Peter
& Olson, 1999). Dari definisi umum tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
terdapat tiga faktor penting didalam definisi tersebut, yaitu perilaku konsumen
adalah dinamis, melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan
kejadian sekitar, adanya aspek pertukaran. Perilaku konsumen adalah dinamis
artinya bahwa seorang individu konsumen, suatu komunitas konsumen, atau
masayarakat luas akan selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini
berdampak tidak hanya pada studi perilaku konsumen itu sendiri akan tetapi juga
pada pengembangan strategi pemasaran
Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut:
(1) Teori Ekonomi Mikro. Teori ini
beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan maksimal.
Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila
memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini
sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari
pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain
(2) Teori Psikologis. Teori ini
mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh
kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam
menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara
langsung
(3) Teori Antropologis. Teori ini
juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang
lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya.
2.2.2. MANFAAT MEMPELAJARI PERILAKU
KONSUMEN
Dalam pasar yang semakin intensif
tingkat persaingannya, tuntutan konsumen yang semakin tinggi dan sangat ingin
diperlakukan secara khusus, pemahaman akan konsumen begitu tinggi. Untuk itu
sangatlah dibutuhkan pengetahuan tentang perilaku konsumen demi memuaskan
konsumen dan memenangkan persaingan.
Pemahaman terhadap perilaku konsumen
sangat bermanfaat untuk kepentingan penyusunan strategi dan bauran pemasaran.
Melalui pemahaman terhadap psikografis konsumen dan juga perilaku penggunaan,
pemasar dapat melakukan segmentasi berdasarkan variabel tersebut. Berdasarkan
sikap konsumen, pemasar dapat menyusun strategi promosi, khususnya iklan secara
tepat.
2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Konsumen
Memahami konsumen dan proeses
konsumsinya memberikan berbagai keuntungan antara lain: membantu manager dalam
membuat keputusan, memberikan dasar teoritis bagi peneliti dalam menganalisa
konsumen, membantu legislatif dan pemerintah dalam menyusun undang-undang dan
membuat keputusan, dan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih
baik. Lebih dari itu studi tentang konsumen dapat membantu kita untuk lebih
memahami tentang faktor-faktor psikologi, sosiologi, dan ekonomi
Menurut Philip Kotler dan Gary
Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh
faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.
A. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh
paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Perusahaan harus mengetahui
peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya
adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya
merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang
dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting
lainnya.
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – subbudaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain
B. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi
oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status
sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil.
Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang
atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.
Keluarga dapat pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Keluarga dapat pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
D. Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan,
situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Konsumsi
seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian
terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis.
Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada
saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja
yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
Situasi ekonomi seseorang akan
mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari
pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya),
tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ). Gaya
hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan,
minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara
keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan
sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
Kepribadian adalah karakteristik
psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang responnya terhadap
lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel
yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis- jenis
kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara
jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.
D. Faktor Psikologis
Pemilihan barang yang
dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu
motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan. Motivasi merupakan kebutuhan
yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan
kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul
dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa
tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu
kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk
diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Persepsi
didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan,
mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti
dari dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek yang
sama karena adanya tiga proses persepsi:
• Perhatian
yang selektif
• Gangguan yang selektif
• Mengingat
kembali yang selektif
Pembelajaran
menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.
Sedang kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang
terhadap sesuatu.
E. Faktor
Marketing Strategy
Merupakan variabel dimana pemasar
mengendalikan usahanya dalam memberi tahu dan mempengaruhi konsumen.
Variabel-variabelnya adalah :
• Barang,
• Harga,
• Periklanan dan
• Distribusi yang mendorong konsumen
dalam proses pengambilan keputusan.
Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Pemasar memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek.
Strategi pemasaran kemudian
dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen. Ketika konsumen telah mengambil
keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan
balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari
pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan
pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah
konsumen akan membeli merek yang sama lagi.
Panah umpan balik mengarah kembali
kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam
bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan
kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan
dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu
penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen
terhadap merek dan kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi
ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran ke
arah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.
2.2.4. Prilaku Konsumen Dapat dibagi
2 yaitu Bersifat Rasional Dan
Irrasional
Berikut adalah ciri – ciri konsumen
yang bersifat rasional
1.konsumen menbeli
barang brdasarkan kebutuhan
2.Barang yang
dipilih konsumen memberikan kegunaan optimal bagi
konsumen
3.Konsumen memilih
barang ang mutunya terjamin.
4.Konsumen memilih
barang yang sesuia dengan kemampuannya
Dan ini beberapa ciri
–ciri konsumen yang bersifat Irrasional
1. Konsumen
sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi di media cetak maupun
elektronik.
2. Konsumen
memiliki barang-barang bermerk atau branded yang sudah dikenal.
3. Konsumen
memilih barang bukan berdasarkan kebutuhan melainkan gaya hidup
2.3. Pengambilan Keputusan Dalam Pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2007 : 213)
yang dialih bahasakan Benyamin Molan memberikan pengertian mengenai
perilaku konsumen sebagai
berikut: “Perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu,
kelompok dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan dan
mendisposisikan barabgatau jasa, gagasan atau pengalaman yang memuaskan
kebutuhan dan keinginan mereka”.
Model perilaku konsumen ditandai adanya
interaksi adanya pemasar dengan konsumen. Komponen pusat yaitu pembuatan
konsumen yang terdiri dari proses merasakn dan mengevaluasi informasi merek
produk, mempertimbangkan bagaimana alternatif merek dapat
memenuhi kebutuhan konsumen, dan pada akhirnya memutuskan merek apa
yanga kan dibeli.
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan
sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1.Pengenalan masalah (problem
recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas
permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul,
konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2.Pencarian informasi (information
source) Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan
termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang
ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal
dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain
(eksternal).
3.Mengevalusi alternatif
(alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi,
konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapinya.
4.Keputusan pembelian (purchase
decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif
strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang
waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan
menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu
dipertimbangkan.
5.Evaluasi pasca pembelian
(post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen
tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian.
6.Setelah membeli
produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk
tersebut sesuai dengan harapannya.
7.Dalam hal ini, terjadi
kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika
produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan
permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya,
konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan
harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.
2.3.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Terdapat lima faktor internal yang
relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1. Motivasi (motivation)
merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai
tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception)
merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau
kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan
pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3. Pembentukan sikap (attitude
formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan
sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.Integritas (integration) merupakan
kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap
yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan
tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk
tersebut.
2.4. Tekonlogi Utama Pendukung Pemasaran Online
Di era yang
serba canggih seperti sekarang ini, banyak bisnis yang semakin berkembang
karena tersedianya teknologi pendukung. Pemanfaatan teknologi yang saat ini
sedang trend salah satunya adalah sosial media marketing. Internet telah
menjadi salah satu hal penting dalam bisnis terutama dalam pemasaran atau
marketing.
Dalam perkembangannya,
sebuah bisnis selalu mengaitkan sosial media sebagai salah satu alat yang
paling efektif untuk berpromosi. Banyangkan saja jika bisnis yang kita jalankan
tanpa adanya dukungan dari media sosial, pastinya marketing atau pemasaran
tidak dapat berjalan dengan efektif dan sempurna.
Sosial media marketing
sangat penting bagi perkembangan bisnis terlebih lagi di era digital sekarang
ini, karena selain mudah digunakan, biaya yang dibutuhkan pelaku bisnis untuk
menjalankan bisnis melalui sosial media juga murah.
Dalam ledakan teknologi
dan sosial media ini muncul strategi marketing yang sedang trend dan perlu
untuk kita perhatikan. Berikut ini adalah strategi marketing yang sedang trend
dan perlu dikuasai oleh pelaku bisnis untuk membantu pemasaran produk.
1.Contentmarketing
Konten marketing sekarang ini menjadi fokus utama oleh banyak merek mengingat peran penting dan cara kerjanya dalam sosial media, multimedia, search dan mobile. Banyak perusahaan yang masih belum memahami pentingnya trend dan bagaimana konten marketing melandasi hampir seluruh digital marketing. Konten merupakan dasar dari semua digital marketing dan sangat penting untuk menciptakan brand awareness serta merambah keramaian.
Konten marketing sekarang ini menjadi fokus utama oleh banyak merek mengingat peran penting dan cara kerjanya dalam sosial media, multimedia, search dan mobile. Banyak perusahaan yang masih belum memahami pentingnya trend dan bagaimana konten marketing melandasi hampir seluruh digital marketing. Konten merupakan dasar dari semua digital marketing dan sangat penting untuk menciptakan brand awareness serta merambah keramaian.
2.Mobilemarketing
Terus meningkatnya para pengguna ponsel pintar dan juga tablet, menjadikan pesan pemasaran serta konten untuk platform mobile menjadi sebuah keharusan. Dari perangkat kecil tersebut banyak konsumen yang membaca konten, menerima email bahkan membeli produk. Oleh sebab itu, perusahaan dituntut untuk segera mendesain ulang website dan blog agar responsif dengan perangkat bergerak.
Terus meningkatnya para pengguna ponsel pintar dan juga tablet, menjadikan pesan pemasaran serta konten untuk platform mobile menjadi sebuah keharusan. Dari perangkat kecil tersebut banyak konsumen yang membaca konten, menerima email bahkan membeli produk. Oleh sebab itu, perusahaan dituntut untuk segera mendesain ulang website dan blog agar responsif dengan perangkat bergerak.
3.Integrateddigitalmarketing
Media sosial dan konten memiliki peranan penting pada hasil pencarian. Google telah menciptakan Google+ dengan berbagai alasan termasuk salah satunya adalah untuk menangkap sinyal sosial. Untuk itu pastikan bahwa setiap pendekatan yang dilakukan memberikan kemungkinan untuk mengikat mereka semua secara bersamaan demi mencapai suatu efektivitas yang maksimum.
Media sosial dan konten memiliki peranan penting pada hasil pencarian. Google telah menciptakan Google+ dengan berbagai alasan termasuk salah satunya adalah untuk menangkap sinyal sosial. Untuk itu pastikan bahwa setiap pendekatan yang dilakukan memberikan kemungkinan untuk mengikat mereka semua secara bersamaan demi mencapai suatu efektivitas yang maksimum.
4.Continuousmarketing
Seorang marketing harus menyadari bahwa strategi marketing yang kuat sedang marak dan disebut dengan continuous marketing. Namun, hal ini bukan berarti Anda tidak boleh melakukan pemasaran produk atau promosi secara offline. Kenyataannya adalah segala sesuatu yang ditemukan secara online melalui media sosial, twitter stream serta penelusuran melalui Google membutuhkan aktivitas SEO yang konstan, publishing, penciptaan konten dan marketing.
Seorang marketing harus menyadari bahwa strategi marketing yang kuat sedang marak dan disebut dengan continuous marketing. Namun, hal ini bukan berarti Anda tidak boleh melakukan pemasaran produk atau promosi secara offline. Kenyataannya adalah segala sesuatu yang ditemukan secara online melalui media sosial, twitter stream serta penelusuran melalui Google membutuhkan aktivitas SEO yang konstan, publishing, penciptaan konten dan marketing.
5.Personalized
marketing
Pendekatan marketing yang biasa terjadi di media tradisional dan televisi menjadi kurang efektif karena adanya kejenuhan media. Kita bisa melihat bagaimana adanya personalized marketing di situs e-commerce, email dan website yang menyesuaikan dengan iklan dan user interface demi kepentingan konsumen yang relevan.Ketika mengunjungi bisnis online sekali dan kemudian berkunjung lagi, website akan tahu siapa Anda. Email yang datang berikutnya juga telah dipersonalisasi dengan produk yang telah Anda kunjungi ketika berbelanja online.Web akan menangkap kebiasaan Anda seperti membaca data, menyajikan informasi yang relavan dan menerapkan intelegensi. Trend yang satu ini didorong oleh teknologi dengan menggunakan “big data” sehingga dapat meningkatkan efektivitas marketing.
Pendekatan marketing yang biasa terjadi di media tradisional dan televisi menjadi kurang efektif karena adanya kejenuhan media. Kita bisa melihat bagaimana adanya personalized marketing di situs e-commerce, email dan website yang menyesuaikan dengan iklan dan user interface demi kepentingan konsumen yang relevan.Ketika mengunjungi bisnis online sekali dan kemudian berkunjung lagi, website akan tahu siapa Anda. Email yang datang berikutnya juga telah dipersonalisasi dengan produk yang telah Anda kunjungi ketika berbelanja online.Web akan menangkap kebiasaan Anda seperti membaca data, menyajikan informasi yang relavan dan menerapkan intelegensi. Trend yang satu ini didorong oleh teknologi dengan menggunakan “big data” sehingga dapat meningkatkan efektivitas marketing.
6.Visual
marketing
Pertama kali kita melihat lanskap visual marketing adalah beberapa tahun yang lalu ketika YouTube hadir. Sejak saat itulah visual marketing terus bermunculan seperti Instagram, Pinteres dan juga Slideshare. Dalam waktu 6 bulan terakhir ini, visual marketing sudah berada ditingkat yang baru. Anda harus bisa memanfaatkan trend marketing ini sebagai salah satu cara untuk meningkatkan keterlibatan secara online
Pertama kali kita melihat lanskap visual marketing adalah beberapa tahun yang lalu ketika YouTube hadir. Sejak saat itulah visual marketing terus bermunculan seperti Instagram, Pinteres dan juga Slideshare. Dalam waktu 6 bulan terakhir ini, visual marketing sudah berada ditingkat yang baru. Anda harus bisa memanfaatkan trend marketing ini sebagai salah satu cara untuk meningkatkan keterlibatan secara online
2.5. Dasar – Dasar Strategi Merk dan Brending
Di dalam dunia bisnis,
posisi strategis brand (merk) management ditempatkan dalam wilayah di mana
strategi berperan sebagai jenderal yang memberi komando dan memimpin pasukan.
Sang jenderal memimpin dengan maksud supaya pasukan yang dipimpinnya bisa
memenangi pertempuran di wilayah perang tertentu. Analogi semacam ini, jika
diaplikasikan di dunia bisnis, bisa dilihat dari posisi strategis CEO (Chef
Execituve Officers).
Para CEO adalah orang-orang yang
menjalankan perusahaan atau roda organisasi supaya mencapai tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dulu. Jadi jelas bahwa sebuah brand (merk) yang dikeluarkan
oleh perusahaan merupakan bentuk konkrit dari misi, visi, dan tujuan yang ingin
dicapai sebuah perusahaan.
Lebih jauh lagi, strategi brand (merk)
management didefinisikan sebagai sebuah rencana yang terintegrasi, menyatu, dan
luas, yang dalam banyak hal memperhatikan juga kondisi lingkungan tempat di
perusahaan beroperasi.
Rancangan strategi dimaksudkan supaya
tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui kaidah-kaidah operasional yang
tepat. Dari definisi kedua ini, bisa dilihat bahwa strategi brand (merk)
management adalah sebuah kesatuan rencana yang terpadu, komprehensif, dan
menyeluruh, yang hasilnya diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan secara
keseluruhan.
Dalam perumusan strategi manajemen
brand (merk), dikenal tiga aktivitas penting, yakni implementasi strategi,
perumusan strategi, dan juga analisis strategi.
Definisi lain menyebut bahwa dalam
strategi manajemen brand (merk), keputusan manajerial dibutuhkan, selain
kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan brand (merk) tertentu sehingga
ia bisa lebih diterima oleh masyarakat luas. Karenanya dikenal tiga aktivitas,
yakni evaluasi, pelaksanaan/impelemntasi, dan perumusan/perencanaan strategi.
Dari beberapa definisi yang disebut
di atas, strategi brand (merk) management adalah soal bagaimana seorang
pemimpin memilih alternatif strategi terbaik bagi perusahaan dan juga
organisasi.
Alternatif strategi yang ada harus
mampu mendukung gerak usaha perusahaan secara terus menerus, dan dilihat secara
keseluruhan: harus fleksibel dan sesuai dengan tuntutan kondisi lingkungan yang
ditemukan di lapangan.
Karenanya bisa dibilang bahwa
strategi brand (merk) management sangat penting bagi sebuah perusahaan, karena
alasan berikut:
a. berhubungan dengan efisien dan efektifitas
barang dan waktu.
b. Sanggup menatasi segala perubahan
yang muncul.
c. Membantu memikirkan kepentingan
berbagai pihak.
d. Dan dalam lingkuo yang lebih
luas,memberikan arah yang berguna bagi perusahaan.
2. 5.1Manajemen Brand (merk): sebuah
janji yang terucap
Ketika anda menikmati sebuah iklan
produk dari brand (merk) tertentu, anda akan membaca atau mendengar banyak
janji yang diyakini inheren dalam sebuah produk. Misalnya, Smartphone yang
memahami rutinitas keseharian anda. Dalam banyak hal, brand (merk) adalah
sebuah janji juga, yang terucap dan tertulis melalui iklan dan sebuah kaul yang
harus dipenuhi oleh produsen brand (merk) produk tersebut.
Tentu anda sudah paham bahwa
membuat janji merupakan sebuah hal yang mudah, meski menjaga janji menjadi
sebuah hal yang sulit. Salah satu fungsi utama sebuah brand (merk) – selain
sebagai pembeda – adalah ia harus melaksanakan janji dan mengandung hal-ihwal
yang dijanjikan oleh iklan yang terkait denagn produk tersebut.
Posisi strategis manajemen brand
(merk) bisa dilihat, antara lain dari fungsi brand (merk) untuk pembeli. Ada
beberapa fungsi brand (merk) yang berguna bagi pembeli/konsumen, di antaranya
adalah:
1) Mengurangi biaya pencarian karena
konsumen bisa mengenal produk tertentu dengan cepat dan dengan hasil yang
akurat.
2) Mengurangi resiko yang dirasakan
oleh kebanyakan pembeli. Misalnya: produk dengan brand (merk) AGY merupakan
brand (merk) yang menjanjikan konsistensi dan kualitas.
3) Mengurangi resiko psikologis dan
sosial. Ini terkait dengan penggunaan dan kepemilihan produk yang salah, yang
mudah dijumpai bila pembeli memilih brand (merk) yang salah. Brand (merk) yang
bereputasi biasanya menyediakan imbal balik berupa keamanan psikologis karena
brand (merk) itu telah memiliki prestis dan status yang mantap.
Sedangkan bagi penjual, sebuah brand
(merk) memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1) Sebuah saluran untuk mengenalkan
produk baru yang inovatif dan berbeda
2) Brand/merk merupakan promosi yang
efektif karena fokus yang dimilikinya.
3) Kepemilikan harga premium sebuah
produk yang tidak tergantung hukum dasar ekonomi.
4) Mampu membentuk segmen pasar yang
baru.
5) Dan mampu membentuk loyalitas
terhadap pelanggan atau konsumen.
2.5.2.Ihwal
Brand (merk) yang Dimiliki sebuah Perusahaan
Brand (merk) di permukaannya
hanyalah berupa sebuah nama untuk membedakan sebuah produk dengan produk
lainnya yang sejenis. Maksudnya, sebuah handphone ”ALS” yang dikeluarkan oleh
perusahaan Y tentu saja memiliki perbedaan dengan handphone ”XYS” yang dikeluarkan
oleh perusahaan H.
Seiring dengan perkembangan dunia
bisnis dan managemen, brand (merk) bukan hanya berperan sebagai pembeda,
melainkan juga sebuah simbol yang menopang citra perusahaan.
Secara rinci bisa disebut bahwa nama
sebuah brand (merk) telah menjadi sarana bagi perusahaan untuk memelihara
sekaligus mengembangkan loyalitas pelanggan. Sebagai sebuah pembeda antara satu
kategori produk yang sejenis, brand (merk) menjadi sebuah simbol untuk
mengidentifikasi jasa atau barang dari sebuah kelompok tertentu.
Pembeda yang dibawa sebuah brand
(merk) bukan hanya nama, melainkan juga soal spesifikasi, kelebihan, dan juga
fasilitas yang dibawa oleh merk tertentu. Nama yang melekat pada sebuah brand
(merk) bisa berkembang kaidah-kaidahnya, yang umumnya dipengaruhi oleh perbahan
eksternal maupun perubahan internal.
Brand (merk) adalah sebuah
indikator nilai (value) di mana manfaat (get) yang didapat oleh pelanggan
dibagi pengorbanan (give) yang diberikan oleh mereka. Singkat kata, harga yang
harus dibayar menentukan kepantasan atau kualitas sebuah brand (merk).
Pada awalnya brand (merk) atau
merek dagang hanyalah sebuah nama untuk membedakan, pada perkembangan
selanjutnya brand (merk) bisa menjadi nama yang dianggap mewakili sebuah objek
setelah itu brand (merk) dianggap sebagai simbol dan kemudian berkembang
menjadi citra.
Brand (merk) merupakan sarana bagi
perusahaan untuk mengembangkan dan memelihara loyalitas pelanggan.
Brand (merk) menurut AAker adalah
nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo cap atau
kemasan ) untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau
kelompok penjual tertentu serta membedakannya dari barang atau jasa yang
dihasilkan para pesaing (A.B. Susanto dan Himawan Wijanarko, 2004).
Perkembangan brand (merk) selanjutnya dipengaruhi oleh perubahan internal
maupun eksternal.
Brand (merk) adalah indicator value
yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggan. Brand (merk) merupakan asset
yang menciptakan value dimana value sebagai total get atau semua manfaat yang
didapat oleh pelanggan dibagi dengan total give atau semua pengorbanan yang
diberikan oleh pelanggan. Jadi, rumusnya adalah: value = total get : total
give.
Kita perlu merinci rumusan tersebut
secara lebih lanjut. Pertama-tama total get bukan hanya sebuah istilah,
melainkan sebuah dasar hitungan yang mencakup dua komponen, yakni:
a) Manafaat emosional yang diperoleh
pelanggan berupa stimulus dan emosi.
b) Manfaat funsional yang berhubungan kangsunh
dengan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh sebuah produk.
Sedangkan
total give mencakup beberapa komponen, yakni:
a) Harga yang harus dibayarkan konsumen
untuk sebuah produk dari sebuah bran produk
b) Dan biaya lain yang mungkin muncul
selama pelanggan mengkonsumsi dan juga menggunakan produk dari brand tertentu
yang ia beli.
Kita telah melihat empat komponen
utama yang secara intrinsik menentukan kekuatan sebuah brand (merk). Kesimpulan
pertama, mereka yang sangat kuat merupakan nama yang secara emosional dan
fungsional memiliki manfaat tertentu, yang oleh pihak lain dinilai melalui
harga dan biaya lain yang harus ia bayar.
Sebuah brand (merk) haruslah
mengasilkan rasio antara total give dan total get sebesar mungkin. Loyalitas
dan kepuasan pelanggan diukur dari kualitas value yang ditawarkan oleh brand
(merk) tertentu yang dirilis oleh sebuah perusahaan.
Fungsi lain dari brand (merk) yang
dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dapat dikenali melalui peranannya dalam
membantu sebuah produk lepas dari sifat komoditas sebuah brand (merk), sehingga
memungkinkan layanan atau produk terbesar dari aturan dasar kurva penawaran dan
permintaan.
Singkat kata, brand (merk) yang
menarik, dengan harga yang kuat, anda mendiskualifikasi pesaing yang
mengeluarkan brand (merk) lain dari kategori barang yang sama.
2.5.3.Strategi
Membangun Brand (merk) yang Kuat
Setelah membicarakan definsi
strategi brand (merk) management, kini saatnya berbicara tentang bagaimana
strategi membangun brand (merk) yang kuat dan terkenal. Hal pertama yang harus
dilakukan dalam mengelola kualitas brand (merk) adalah membangun kerangka kerja
guna menopang kinerja manajemen pemasaran.
Kerangka kerja pemasaran bentuknya
bisa bermacam-macam, dan antara satu dengan yang lain bisa sangat berbeda
kerangkanya. Meski demikian, salah satu landasan utama yang perlu diperhatikan
adalah pembuatan kerangka kerja yang memanusiakan pelanggan.
‘Memanusiakan pelanggan’ artinya di
sini adalah bahwa pelanggan harus dijadikan subjek dan bukan objek perusahaan.
Kerangka kerja manajemen pemasaran
juga harus disusun berdasarkan visi dan tujuan yang berorientasi masa depan,
dalam arti ia harus mampu merancang perencanaan yang akan membina hubungan
jangka panjang dengan konsumen, sehingga mereka merasa puas, dan pada akhirnya
juga akan memberikan kontribusi bagi kesejahteraan stakeholders.
Karena itu, pola pikir bagi
penyusunan kerangka manajemen pemasaran harus berpijak pada tiga landasan
kunci, yakni:
1) Pergerakan yang menjadi tumpuan
untuk menyelaraskan diri dengan dinamika permintaan yang terus berubah dan juga
untuk menjawab persaingan dengan pihak lain.
2) Kepedulian yang disertai dengan
kepedulian yang utamanya diberikan dengan cara melakukan inovasi di bidang
manajerial, jasa atau produk, dan juga di bidang strategi.
3) Inovasi yang dilakukan di bidang
manajerial dan strategi akan menghasilkan produk atau jasa yang sangat
inovatif, dan ini merupakan sebuah proses yang memberikan nilai tambah.
Kemampuan untuk berinovasi melalui sebuah brand (merk) akan memastikan
kemunculan rasa puas pada pelanggan, yang pada gilirannya akan menumbuhkan
kepercayaan dan loyalitas jangka panjang.
Di atas kita telah berbicara banyak
mengenai ihwal kepuasan konsumen yang akan menimbulkan hubungan jangka panjang,
berkelanjutan, serta penuh dengan kepercayaan dan loyalitas yang berasal dari
konsumen. NIlai tertentu dibutuhkan guna mewujudkan semua hal tersebut.
Karena itulah ada 9 nilai strategis,
3 nilai pengembangan, dan 5 nilai penyampaian yang diperlukan untuk memunculkan
loyalitas dan kepercayaan konsumen.
Sembilan nilai strategis itu
adalah:
1) Stakeholders: Dimaknai sebuah
buah kesuksesan di mana kesejahteraan stakeholders bukan hanya bermanfaat untuk
pemegang saham saja, melainkan juga untuk keseluruhan elemen dalam perusahaan
seperti karyawan, dan terlebih lagi konsumen yang terikat dengan brand (merk)
produk tertentu. Karena itulah dibutuhkan pendekatan menyeluruh untuk pemasaran
dan bisnis.
2) Pelayanan (service)” Ini dimaknai
sebagai sebuah nilai tambah yang berasal dari brand (merk) produk tertentu,
yang kemudian disampaikan ke pelanggan yang membeli produk tersebut. Nilai
tambah dimaksudkan supaya harapan dan kebutuhan konsumen terpenuhi.
Yang harus diperhatikan adalah
kualitas layanan internal harus dirancang dengan baik, sehingga tidak akan
menggangu proses pembentukan nilai tambah. Layanan internal yang buruk akan
mempengaruhi kualitas akhir dari brand (merk) produk tertentu yang diberikan
kepada pelanggan.
3) Strategi: Ini berkaitan dengan
rancangan tentang tujuan yang secara spesifik dijabarkan dalam program,
tindakan, dan perencanaan pemasaran, yang seharusnya dibuat dalam konteks
tertentu, yakni Pemasaran-Bisnis-Korporat. Pendekatan integral yang sifatnya
menyeluruh mestilah digunakan supaya roda gigi di antara ketiga konteks
tersebut dapat berjalan dengan baik.
4) Segmentasi: Ini berkaitan dengan
alat strategis yang digunakan untuk menyampaikan nilai tambah yang diperoleh
pelanggan ketika membeli brand (merk) produk tertentu.
Pemetaan jelas diperlukan guna
mengetahui seluk beluk konsumen dan kebutuhannya. Dengan demikian, segmentasi
adalah sebuah cara untuk memilih wilayah yang menjadi sasaran. Pemetaan
dilakukan dengan terlebih dahului memilih pasar dan membaginya menjadi kelompok-kelompok
tertentu dan kemudian memberikan identitas kepada masing-masing kelompok.
Cara seperti ini memungkinkan sebuah
perusahaan untuk memetakan persebaran kelompok dan kemudian mencari tahu
mengenai perbedaan kelompok ketika dibandingkan dengan segmen kelompok yang
lain. Mengetahui dengan jelas pola pemetaan membantu perusahaan dalam
mengembangkan teknik pemasaran brand (merk) yang efisien untuk menjangkau
segmen tertentu.
5) Solusi: Sebuah brand (merk)
produk tertentu tidak hanya memberikan nama besar, melainkan juga solusi yang
diharapkan mampu memecahkan masalah yang dihadapi konsumen dan sekaligus mampu
memenuhi kebutuhan mereka.
Solusi tidak hanya didefiniskan
dengan cara seperti itu, melainkan juga didefiniskan sebagai kejutan-kejutan
tidak terduga yang mungkin bisa diperoleh pada ranah penawaran. Untuk mendapat
solusi, sebuah perusahaan harus melakukan pendekatan konsultatif, supaya ia
bisa menemukan akar masalah yang sedang dihadapi oleh konsumen.
6) Strike: Pasar adalah arena
peperangan, di mana persaingan dan dinamika pasar muncul. Sebuah perusahaan
yang mengelola brand (merk) produk tertentu harus mampu menerapkan
langkah-langkah inovatif, menyerang pasar tertentu dengan strategi tertentu
untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
7) Kejutan
(surprise): Tindakan atau langkah-langkah inovatif seringkali berperan sebagai
kejutan. Ini dapat mengejutkan pasar, dan sekaligus memenuhi harapan-harapan
konsumen akan brand (merk) produk tertentu yang membawa inovasi di dalamnya.
8) Sistem: Pembangunan
sistem memerlukan kombinasi tepat antara intuisi perkiraan dan usaha. Kombinasi
macam ini diperkirakan berdasarkan pertimbangan manajemen resiko yang dilakukan
secara rasional.
9) Shake: Segala jenis
kegiatan pemasaran yang berkaitan dengan brand (merk) produk tertentu harus
dijalankan dengan cara mengintegrasikannya secara sistematis sehingga
kemenangan bisa dicapai.
Adapun 3
nilai pengembangan terdiri dari:
a) Newness adalah usaha pengembangan
brand merk.tidak hanya dibutuhkan modifikasi konsep melainkan juga modifikasi
yang didukung olehkreatifitas.
b) Nourishment adalah terkaitan dengan
penerapan relationship marketing dimana pemeliharaan jejaringan menjadi ujung
tombaknya.
c) Networking merupakan terkaitan
khusus bagaimana program perluasan jaringan dibentuk dan diaplikasikann.
Yang
terakhir adalah 5 nilai penyampaian, yakni:
1) Competence: Ini berkaitan dengan
fokus dalam manajemen pemasaran brand (merk) yang membutuhkan ketrampilan dalam
berkomunikasi secara efektif dan interpersonal.
2) Customer: Artinya sama dengan
kegiatan yang berorientasi pada konsumen. Menganggap pelanggan sebagai raja,
sekaligus menganggap kegiatan pemasaran brand (merk) sebagai sesuatu yang sama
dengan kegiatan konsultasi.
3) Competition: Ini berarti adalah apa
yang disampaikan haruslah kompetitif, dan berbeda dalam arti kecepatan maupun
citra yang dibangun di sekitar brand (merk) produk tertentu.
4) Convenience: Yakni berbagai macam
aturan dasar yang harus diterapkan supaya pelanggan merasa nyaman ketika
menggunakan brand (merk) produk tertentu.
5) Care: Ini berarti perusahaan memiliki
kepedulian dalam hal pengembangan komunitas dan memiliki keinginan kuat untuk
memuaskan harapan pembeli.
Dengan memperhatikan semua nilai
yang telah dijabarkan di atas, sebuah perusahaan bisa mendapat acuan penting
untuk mendekati konsumen.
Dalam pendekatan kepada konsumen,
yang paling penting adalah memiliki pemahaman kepada proses pengambilan
keputusan konsumen dan bagaimana konsumen bereaksi terhadap produk tertentu.
Lebih jauh lagi, segala macam keputusan strategis ada di tingkat bisnis, di
tangan korporat, dan keputusan diambil berdasarkan strategi pemasaran brand
(merk) produk tertentu.
Supaya brand (merk) lebih
menarik perhatian para konsumen, sangat dibutuhkan dibutuhkan sebuah program
penciptaan image (image creation) dan pemosisian-penargetan-segmentasi
(segmentation-targeting-positioning).
Kedua program tersebut menginduk kepada
konsep seperti capability-core-consistency. Sebagaimana terlihat dari nama
konsepnya, yang terpenting adalah konsistensi dalam hal kemampuan untuk
meningkatkan sekaligus menjaga kualitas sebuah produk, serta nilai
penyampaiannya kepada konsumen.
Pendek kata, dalam membangun
kualitas sebuah brand (merk) atau merek dagang, sebuah perusahaan memerlukan
strategi yang kokoh.
Untuk membangun strategi yang kokoh
tersebut, diperlukan kemampuan untuk melihat pasar secara kreatif, serta
membagi-bagi pasar tersebut ke dalam beberapa macam segmen.
Ada ukuran yang mesti
dipertimbangkan ketika menentukan segmen pasar:
a) Apa saja keunggulan yang dimiliki
oleh brand/merk yang dipasarkan.
b) Situasi persaingan pasar di segmen
pasar yang disasar.
c) Pertumbuhan segmen pasar yang
dituju.
d) Ukuran pasar yang ingin dituju.
Setelah menilai dan mempertimbangkan
keempat ukuran di atas, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah menetapkan
posisi brand (merk). Pasar merupakan tempat di mana berbagai brand (merk) produk
dijual dan konsumen pasti akan merasa kebingungan ketika memilih produk yang
tepat.
Oleh karena itulah manajemen brand
(merk) menjadi sangat penting. Sebuah perusahaan harus segera menempatkan
posisi brand (merk), mengkomunikasikan nilai yang diusungnya (yang menunjukkan
keunggulan brand (merk) dibandingkan produk dari kategori yang sama), sehingga
terbentuklah alasan kenapa konsumen harus memilih brand (merk) yang digarap
oleh perusahaan tersebut.
Setelah memposisikan brand (merk) di
tengah konsumen luas, yang harus dilakukan kemudian adalah memberi identitas
yang berkepribadian.
Maksudnya adalah, brand (merk) produk
tertentu harus memiliki kepribadian unik, sehingga ia memiliki identitas, dan
mengenai di hati konsumen yang disasar oleh perusahaan. Secara umum bisa
dikatakan bahwa brand (merk) sebuah produk memiliki sejumlah karakteristik yang
membedakannya dengan produk lain yang sejenis. Menentukan sebuah identitas yang
unik menjadi cara supaya sebuah brand (merk) mengena di hati konsumen yang
disasar.
Agar memiliki identitas yang kuat,
sebuah brand (merk) membutuhkan konsistensi dalam hal mengkomunikasikan
kepribadian brand (merk). Ini akan membantu dalam hal menempatkan posisi brand
(merk) di tengah pasar yang pas.
Ketika seorang konsumen mengenal sebuah
brand (merk), dan memberi kesan tertentu
terhadapnya, barulah brand (merk) tersebut bisa diasosiakan dengan sejumlah
atribut yang melekat di brand (merk) tersebut, dan juga yang melekat di dalam
ingatan para konsumen. Meski demikian, hal ini bukan tanpa kendala.
Salah satu kendala terbesar dari
mengkomunikasikan identitas dan kepribadian brand (merk) produk tertentu
adalah: apa yang ingin dikomunikasikan oleh perusahaan belum tentu
dipersepsikan sesuai dengan keinginan.
Ini terjadi misalnya ketika sebuah
perusahaan menginginkan konsumen untuk berpikir bahwa mereka bisa mendapat
kemudahan dalam mengelola dokumen dengan memakai Smartphone EXP dari produsen
Q, namun ternyata konsumen tidak berpikir sesuai yang diinginkan oleh
perusahaan Q itu.
Tantangan terbesar dari manajemen brand
(merk) berputar pada bagaimana supaya konsepsi dan identitas brand (merk) yang
disampaikan kepada konsumen dapat dipersepsikan sesuai dengan yang diinginkan
oleh perusahaan.
Pikiran konsumen merupakan hal paling
utama, dan ini dipengaruhi oleh bagaimana identitas dan kepribadian brand
(merk) yang didesain oleh produsen, supaya pada akhirnya brand (merk) tersebut
bisa memberi manfaat yang besar bagi produsen.
Karena itulah sebuah perusahaan harus
mengelola portofolio brand (merk)nya terus menerus supaya si brand (merk) bisa
tetap bersaing di pasar dalam hal merebut hati dan ketertarikan konsumen, dan
dengan demikian brand (merk) tersebut bisa bersaing dalam pasar produk yang
sangat ketat. D
alam hal pengelolaan portofolio brand
(merk) atau merek dagang yang dimiliki, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan:
a) Memutuskan pasar yang akan dituju
sesuai dengan aspirasi dan daya saing brand/merk.
b) Seberapa jauh sebuah brand/merkbisa
melangkah dalam arti,seberapa besar popularitas yang dimiliki sebuah brand.
c) Mengenai tujuan bisnis yang harus
dicapai.
2.5.4
Bagaimana membangun identitas brand (merk)
Telah dikatakan di atas bahwa sebuah
brand (merk) adalah simbol, nama, tanda, atau desain yang dibentuk sedemikian
rupa untuk mengenalkan jasa atau barang yang diproduksi oleh perusahaan
tertentu. Karena itulah nama sebuah brand (merk) harus dapat diucapkan dengan
mudah.
Selain itu, tanda brand (merk) merupakan
bagian intrinsik dari brand (merk) yang bisa dikenali secara visual namun tidak
bisa diucapkan.
Ini didapat dari penggunaan huruf,
warna, desain, dan simbol yang khas. Untuk membangun sebuah identitas brand
(merk), perusahaan harus memperhatikan beberapa hal di bawah:
1) Pelengkapan brand (merk), dalam arti
menggunakan lebih dari satu brand (merk) yang bekerja di bawah satu atap. Anda
bisa mengambil contoh pada Samsung yang mengeluarkan seri laptop (VITA),
Smartphone (seri Galaxy), dan lain sebagainya.
2) Kekuatan pendorong, yakni membuat
daya tarik melalui brand (merk) terkenal yang pada intinya merupakan cara untuk
menarik minat orang-orang baru maupun untuk mengajak pelanggan lama untuk lebih
banyak berinteraksi dengan produk yang diusung oleh brand (merk) tersebut.
3) Kondisi yang mendorong penetapan
nama suatu brand (merk) mestilah memperhatikan beberapa hal, di antaranya
permintaan atas produk cukup besar, memiliiki standar kualitas yang mudah
dipertahankan, memiliki produk dengan nilai persepsi tinggi, serta memiliki
produk yang mudah dikenali.
4) Menyadari bahwa produk akan lebih
mudah dikenali jika memiliki nama brand (merk) yang: menggambarkan manfaat dan
kualitas produk, mudah diucapkan nama brand (merk)nya, memiliki kekhasan nama,
mudah diterjemahkan ke berbagai bahasa asing (bila di masa depan ingin melaukan
ekspansi brand (merk)), serta terdaftar dan memiliki perlindungan hukum.
5) Memiliki sebuah produk yang
memiliki nilai persepsi tinggi. Dalam hal ini, sebuah nama brand (merk) akan berkualitas
seiring dengan kualitas produk yang dipersepsikan melaluinya.
6) Sebuah produk harus memiliki nama
brand (merk) dengan standar dan kualitas yang sangat mudah dipertahankan, baik
secara nilai maupun secara hukum.
Karena itulah penting bagi sebuah
perusahaan untuk mulai mempertimbangkan pemberian nama brand (merk) yang
mencerminkan kualitas produk yang dijualnya.
Sebagaimana telah disebut di atas, nama brand (merk) adalah janji lisan dan verbal yang diajukan melalui iklan dan moda pemasaran lainnya. Karena itulah menjadi penting bagi sebuah perusahaan untuk memilih nama yang mencerminkan kualitas produk yang diciptakannya.
Sebagaimana telah disebut di atas, nama brand (merk) adalah janji lisan dan verbal yang diajukan melalui iklan dan moda pemasaran lainnya. Karena itulah menjadi penting bagi sebuah perusahaan untuk memilih nama yang mencerminkan kualitas produk yang diciptakannya.
Kendati demikian, persoalan belum
selesai hanya pada ranah pemberian nama brand (merk). Ada banyak tantangan yang
harus dihadapi oleh perusahaan yang sudah mengeluarkan nama brand (merk) untuk
produk yang dihasilkannya.
Tantangan inilah yang kemudian harus
dihadapi dan dikelola dengan baik supaya nama brand (merk) yang sudah telanjur
dibentuk memiliki kualitas sepadan dengan apa yang dijanjikannya. Paragraf
berikut akan menjelaskan lebih lanjut perihal tantangan yang harus dihadapi
untuk mempertahankan kualitas
2.5.6. Tantangan yang harus dihadapi
manajemen brand (merk)
Ada banyak tantangan yang harus
dihadapi oleh mereka yang bermaksud membentuk kepribadian dan identitas sebuah
brand (merk). Tantangan berasal dari faktor eksternal dan internal, di
antaranya:
1) Pasar yang terfragmentasi sehingga
susah untuk dianalisa dan cenderung bisa berubah setiap saat.faktor ini juga
mengkalkulasi faktor lain seperti media penawaran.
2) Tekanan persaingan yang keras dan
juga tingkat persaingan harga yang kuat antara satu brand dengan brand lainnya.
3) Stretgi yangdiusung biasnya sangat
komplek dan mengandalkan kemitraan.
4) Inovasi dan penyimpangan.
5) Tekanan jangka pendek.
6) Dan tekanan investasi lainnya.
Keenam hal tersebut, bagaimanapun,
adalah faktor-faktor umum yang bisa sangat berpengaruh dalam usaha pembentukan
kepribadian dan identitas sebuah brand (merk). Dengan demikian pula, dalam rantai
manajemen brand (merk), keenamnya harus dimasukkan dalam strategi manajemen,
dengan maksud supaya sebuah perusahaan bisa mengantisipasi perubahan yang
terjadi di dalam medan bisnis.
2.5.6. Bagaimana Mempertahankan
Identitas dan Kepribadian sebuah Brand (merk)
Setelah kepribadian dan identitas
sebuah brand (merk) didapat, hal berikutnya yang harus dilakukan adalah
mempertahankannya. Citra sebuah brand (merk) bisa menurun kualitasnya, dan
inilah yang harus diantisipasi oleh perusahaan.
Bila terdapat kegagalan layanan yang
terkait dengan brand (merk) tertentu, sebuah perusahaan harus segera mengadakan
program perbaikan layanan. Perbaikan layanan dengan segera dapat menjaga
konsumen supaya tidak lari, berpaling kepada brand (merk) lain.
Dari penjelasan di atas, citra
sebuah brand (merk) tentu saja dapat dikategorikan sebagai entitas, atau aset
yang sangat rapuh.
Brand (merk) harus dibangun, dan
bangunannya harus dijaga dari waktu ke waktu karena citra sebuah brand (merk)
bisa hancur seketika bahkan hanya dalam satu malam.
Ada semacam peristiwa ledakan yang
mampu meruntuhkan bangunan citra sebuah brand (merk) dari produk tertentu dan
menghabisinya hingga ke akarnya, oleh karena itu penting bagi sebuah perusahaan
untuk menjaga citra brand (merk) dari produk yang dikelolanya.
Sisi rapuh dari brand (merk) disebut
sebagai sisi gelap ekuitas brand (merk). untuk menyelamatkan sebuah citra brand
(merk) yang sudah hancur, ada tiga prinsip yang harus dilakukan.
1) Melkukan inovasi dan penemuan
kembali ssupaya relevan dipasasar yang disasar.
2) Memusatkan perhatian pada konsumen
3) Perombakan perusahaan/organisasi
supaya benar-benar memilik orientasi bisnis.
Selain tiga prinsip di atas, beberapa
prinsip lanjutan mesti diperhatikan,termasuk:
1) Memanfaatkan waktu semaksimal
mungkin
2) Memperhatikan posisi yang ada di
sekeliling
3) Memperkuat fondasi tim
Sebuah brand (merk) dari produk tertentu
yang telah jatuh citranya bisa diperbaiki, dengan catatan perusahaan memiliki
visi yang jelas tentang bagaimana produk akan dikelola dan mampu memenuhi
kebutuhan konsumen semaksimal mungkin. Orang yang mengelola sebuah korporasi
yang memiliki brand (merk) global harus menjaga supaya produk dengan brand
(merk) tertentu
BAB III
PENUTUP
3.1. Ksimpulan
Era globalisasi
memberikan pengaruh cukup bagi sebuah konsep pemasaran omline san menumbuhkan
tantangan-tantangan baru dalam melakukan sebuah pemasaran online.dalam
pemasaran online dituntut unruk dapat memahami bagaimana keadaan atau kejadian
– kejadian yang ada di sekeliling kita yang mempengaruhi keadaan pasar pada
saat ini.dalam memasarka suatu produk dalam pasar online kta juga harus
memperhatkan bebeapa faktor yang dapat mempengaruhi popularitas dari suatu
produk yang dipasarkan secara online seperti:
1) Ciri – ciri pengguna iternet
2) Penciptaan brand atau merk yang sesuai
3) Dan memahami kebutuhan konsumen.
Dengan memahami
ketiga kriteria diatasa seseorng akan mampu
memahami peranan penting pemasaran online dalam melakukan pemasaran atau
promo suatu produk agar dapat dikenal
masyarakat luas.
3.2.Saran
Mengetahui Konsep
dalam pemasaran online dapat membantu kita jika suatu saat nanti kita ingin
melakuakn bisnis atau usaha dengan memanfaatkan internet.karena dari tulisan
ini kita dapat mempelajari hal-hal yang penting dalam menyusun suatu rencana
pemasaran online agar suatu produk yang kita buat nanti dapat bersaing di
pasaran dan dapat membaca situasi pasar serta kebutuhan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahlimanajemen/10-2016/artikel
yang lengkap tentang brand management dan
manajement merk/blogspot.com
Nurfajriah.sheily/10/2016/Proses
pengambilan keputusan./html=1/blogspot.com
Putri.yusikatria/10/2016/Konsep
dasar prilaku konsumen/html=1/blogsspot.com
http:/library.gunadarma.ac.id/html=1
0 Comments